Sektor ritel Jabar ditargetkan tumbuh 16%
A
A
A
Sindonews.com - Penjualan sektor ritel Jawa Barat (Jabar) ditargetkan tumbuh sekitar 16%. Hal ini sejalan optimisme peningkatan konsumsi pada 2013.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar, Hendri Hendarta mengatakan, sektor ritel diharapkan tumbuh membaik tahun ini. Optimisme itu sejalan dengan potensi peningkatan konsumsi masyarakat.
Menurut Hendri, target ini tidak jauh beda dengan target pada 2012 yang diharapkan tumbuh 16%. Walaupun, sampai saat ini pihaknya belum melakukan evaluasi pencapaian penjualan.
Diakui Hendri, tantangan berat bagi ritel adalah mulai dinaikkannya tarif dasar listrik (TDL) sebesar 15% pada 2013. Kenaikan tersebut, dikhawatirkan melemahkan daya beli masyarakat karena beban masyarakat bertambah.
Aturan moratorium pendirian mini market yang diberlakukan di Kota Bandung juga sedikit banyak akan berpengaruh. Namun, moratorium tidak berpengaruh besar terhadap ritel yang telah ada.
Saat disinggung pencapaian pada 2012, Hendri mengakui, sektor ritel di Jabar tetap mengalami pertumbuhan. Tapi, Hendri belum dapat menyebutkan pertumbuhannya. Karena, evaluasi 2012 belum dilakukan. "Kami perkirakan cukup bagus," ujarnya.
Pada 2012, berbagai upaya telah dilakukan peritel untuk menggenjot penjualan. Termasuk memberikan diskon besar-besaran. Diskon biasanya dilakukan pada masa liburan, seperti libur Lebaran, Natal, Tahun Baru. Pada momen tersebut, semua penjualan ritel dipastikan meningkat. "Tapi, peningkatan penjualan hanya terjadi di tempat-tempat tujuan liburan," kata Hendri.
Selain itu, banjir menyebabkan pertumbuhan penjualan ikut berpengaruh. Banyak ritel yang berada di kawasan banjir terpaksa tutup seperti yang terjadi di kawasan Rancaekek, Baleendah Kabupaten Bandung.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar, Hendri Hendarta mengatakan, sektor ritel diharapkan tumbuh membaik tahun ini. Optimisme itu sejalan dengan potensi peningkatan konsumsi masyarakat.
Menurut Hendri, target ini tidak jauh beda dengan target pada 2012 yang diharapkan tumbuh 16%. Walaupun, sampai saat ini pihaknya belum melakukan evaluasi pencapaian penjualan.
Diakui Hendri, tantangan berat bagi ritel adalah mulai dinaikkannya tarif dasar listrik (TDL) sebesar 15% pada 2013. Kenaikan tersebut, dikhawatirkan melemahkan daya beli masyarakat karena beban masyarakat bertambah.
Aturan moratorium pendirian mini market yang diberlakukan di Kota Bandung juga sedikit banyak akan berpengaruh. Namun, moratorium tidak berpengaruh besar terhadap ritel yang telah ada.
Saat disinggung pencapaian pada 2012, Hendri mengakui, sektor ritel di Jabar tetap mengalami pertumbuhan. Tapi, Hendri belum dapat menyebutkan pertumbuhannya. Karena, evaluasi 2012 belum dilakukan. "Kami perkirakan cukup bagus," ujarnya.
Pada 2012, berbagai upaya telah dilakukan peritel untuk menggenjot penjualan. Termasuk memberikan diskon besar-besaran. Diskon biasanya dilakukan pada masa liburan, seperti libur Lebaran, Natal, Tahun Baru. Pada momen tersebut, semua penjualan ritel dipastikan meningkat. "Tapi, peningkatan penjualan hanya terjadi di tempat-tempat tujuan liburan," kata Hendri.
Selain itu, banjir menyebabkan pertumbuhan penjualan ikut berpengaruh. Banyak ritel yang berada di kawasan banjir terpaksa tutup seperti yang terjadi di kawasan Rancaekek, Baleendah Kabupaten Bandung.
(dmd)