Penjualan kawasan industri merosot hingga 51%
A
A
A
Sindonews.com - Lembaga riset properti Colliers International menyatakan, penjualan sektor lahan industri di wilayah Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi (Jabodetabek) hingga akhir tahun lalu menurun 51 persen atau hanya tersedia 636,4 hektare area (ha) dibandingkan 2011, yang mencapai 1.220 ha.
Senior Associate Director Industrial Services Colliers International, Rivan Munansa mengatakan, terbatasnya stok lahan menjadi penyebab turunnya penjualan lahan kawasan industri pada akhir tahun lalu. Bahkan, 283,2 ha transaksi yang terjadi pada 2012, lahannya baru tersedia tahun ini.
“Kesulitan lahan masih memengaruhi ketersediaan kawasan industri di Jabodetabek, penjualan lahan industri tahun lalu hanya separuh dari jumlah 2011. Sedangkan hingga akhir tahun ini, lahan yang tersedia hanya sebanyak 20 ha, baru akan ada penambahan pada akhir 2013 hingga awal 2014 mendatang,” jelas Rivan dalam paparan tentang sektor properti kuartal IV/2012 di Jakarta, Selasa (8/1/2012).
Dia menambahkan, pemerintah sebenarnya telah mengembangkan kawasan indutri lain di luar Jabodetabek, seperti di Semarang (Jawa Tengah) dan Surabaya (Jawa Timur). Namun, ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur penunjang masih belum cukup memadai.
“Selain itu, ketersediaan listrik maupun air menjadi pertimbangan investor. Surabaya berpotensi dari ketersediaan infrastruktur transportasi, namun apakah menjanjikan untuk dibangun kawasan indutri, ini tergantung perusahaan industri tersebut,” pungkasnya.
Senior Associate Director Industrial Services Colliers International, Rivan Munansa mengatakan, terbatasnya stok lahan menjadi penyebab turunnya penjualan lahan kawasan industri pada akhir tahun lalu. Bahkan, 283,2 ha transaksi yang terjadi pada 2012, lahannya baru tersedia tahun ini.
“Kesulitan lahan masih memengaruhi ketersediaan kawasan industri di Jabodetabek, penjualan lahan industri tahun lalu hanya separuh dari jumlah 2011. Sedangkan hingga akhir tahun ini, lahan yang tersedia hanya sebanyak 20 ha, baru akan ada penambahan pada akhir 2013 hingga awal 2014 mendatang,” jelas Rivan dalam paparan tentang sektor properti kuartal IV/2012 di Jakarta, Selasa (8/1/2012).
Dia menambahkan, pemerintah sebenarnya telah mengembangkan kawasan indutri lain di luar Jabodetabek, seperti di Semarang (Jawa Tengah) dan Surabaya (Jawa Timur). Namun, ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur penunjang masih belum cukup memadai.
“Selain itu, ketersediaan listrik maupun air menjadi pertimbangan investor. Surabaya berpotensi dari ketersediaan infrastruktur transportasi, namun apakah menjanjikan untuk dibangun kawasan indutri, ini tergantung perusahaan industri tersebut,” pungkasnya.
(rna)