Saham perdana Saraswati oversubscribed 832x
A
A
A
Sindonews.com - Dalam penawaran perdananya, saham PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL) mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) mencapai 832 kali. Ini karena jumlah saham perdana yang ditawarkan perseroan pada saat melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) relatif kecil.
Kecilnya jumlah saham yang dilepas perseroan dipandang sebagai salah satu bentuk strategi manajemen emiten tersebut, mengingat dana yang dimiliki sudah cukup besar.
"Itu tergantung emiten karena menurut mereka telah memiliki dana besar," ujar Managing Director, PT Valbury Securities, Johanes Soetikno di Gedung Bursa Efek INdonesia (BEI), Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Besarnya dana yang dimiliki perseroan, lanjut Johanes, tak lepas dari peran investor yang terus menunjukkan komitmen perusahaan makin solid, sejalan dengan baiknya kinerja emiten di sektor properti.
"Sektor properti memang saat ini sedang menjadi bidikan para investor. Tidak hanya properti di sektor riil, investor asing juga berminat terhadap saham properti di Indonesia. Hal itu juga memberikan sentimen positif untuk pergerakan harga saham HOTL," jelasnya.
Dalam pencatatan saham perdana hari ini, tercatat perseroan menawarkan 550 juta saham ke publik dengan harga penawaran Rp185 per saham. Total dana hasil penawaran perdana saham sebesar Rp 101,75 miliar. Selain itu, perseroan juga menawarkan waran sebanyak 270 juta waran, dengan harga Rp220.
PT Valbury Securities sendiri berperan sebagai penjamin emisi HOTL. Sementara, meski penawaran perdana saham HOTL naik, perseroan masih mencatatkan kerugian mencapai Rp15,39 miliar hingga Juni 2012.
Perseroan juga mencatatkan pendapatan sekitar Rp15,37 miliar hingga 30 Juni 2012 dari posisi 31 Desember 2011 sebesar Rp12,53 miliar. Kewajiban perseroan mencapai Rp577,45 miliar hingga 30 Juni 2012 dari periode sama pada tahun sebelumnya Rp463,88 miliar.
Kecilnya jumlah saham yang dilepas perseroan dipandang sebagai salah satu bentuk strategi manajemen emiten tersebut, mengingat dana yang dimiliki sudah cukup besar.
"Itu tergantung emiten karena menurut mereka telah memiliki dana besar," ujar Managing Director, PT Valbury Securities, Johanes Soetikno di Gedung Bursa Efek INdonesia (BEI), Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Besarnya dana yang dimiliki perseroan, lanjut Johanes, tak lepas dari peran investor yang terus menunjukkan komitmen perusahaan makin solid, sejalan dengan baiknya kinerja emiten di sektor properti.
"Sektor properti memang saat ini sedang menjadi bidikan para investor. Tidak hanya properti di sektor riil, investor asing juga berminat terhadap saham properti di Indonesia. Hal itu juga memberikan sentimen positif untuk pergerakan harga saham HOTL," jelasnya.
Dalam pencatatan saham perdana hari ini, tercatat perseroan menawarkan 550 juta saham ke publik dengan harga penawaran Rp185 per saham. Total dana hasil penawaran perdana saham sebesar Rp 101,75 miliar. Selain itu, perseroan juga menawarkan waran sebanyak 270 juta waran, dengan harga Rp220.
PT Valbury Securities sendiri berperan sebagai penjamin emisi HOTL. Sementara, meski penawaran perdana saham HOTL naik, perseroan masih mencatatkan kerugian mencapai Rp15,39 miliar hingga Juni 2012.
Perseroan juga mencatatkan pendapatan sekitar Rp15,37 miliar hingga 30 Juni 2012 dari posisi 31 Desember 2011 sebesar Rp12,53 miliar. Kewajiban perseroan mencapai Rp577,45 miliar hingga 30 Juni 2012 dari periode sama pada tahun sebelumnya Rp463,88 miliar.
(rna)