Industrialisasi rumput laut dinilai strategis
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo menilai, industrialisasi rumput laut berperan strategis, karena memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya.
Sharif akan menekan ekspor bahan baku (raw material) rumput laut Indonesia hingga mencapai kisaran 75-80 persen serta mengurangi ketergantungan impor karagenan sebesar 1.320 ton.
“Sebagai bahan baku industri, rumput laut memiliki lebih dari 500 end product. Permintaan akan produk olahan komoditas ini sangat dibutuhkan industri, baik pangan maupun non pangan,” kata Sharif seperti dikutip dalam rilis Kementerin Kelautan dan Perikanan (KKP), Rabu (16/1/2013).
Menurutnya, untuk mendorong pengembangan hilirisasi rumput laut, KKP telah menggulirkan kebijakan industrialisasi kelautan dan perikanan dengan menempatkan rumput laut sebagai komoditas utama, bersama dengan komoditas TTC (Tuna Tongkol Cakalang), udang, bandeng, dan patin.
Sharif menjelaskan, industrialisasi rumput laut merupakan suatu kegiatan yang terintegrasi antara pengelolaan budidaya, ketersediaan bibit, sosial ekonomi, penanganan pasca panen, permodalan sampai dengan pemasaran.
Kegiatan yang berbasiskan pada industri bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah, efisiensi dan skala produksi yang berdaya saing. Sehingga pada pelaksanaannya melibatkan banyak pihak dan unit kerja, baik pemerintah maupun swasta.
Sharif akan menekan ekspor bahan baku (raw material) rumput laut Indonesia hingga mencapai kisaran 75-80 persen serta mengurangi ketergantungan impor karagenan sebesar 1.320 ton.
“Sebagai bahan baku industri, rumput laut memiliki lebih dari 500 end product. Permintaan akan produk olahan komoditas ini sangat dibutuhkan industri, baik pangan maupun non pangan,” kata Sharif seperti dikutip dalam rilis Kementerin Kelautan dan Perikanan (KKP), Rabu (16/1/2013).
Menurutnya, untuk mendorong pengembangan hilirisasi rumput laut, KKP telah menggulirkan kebijakan industrialisasi kelautan dan perikanan dengan menempatkan rumput laut sebagai komoditas utama, bersama dengan komoditas TTC (Tuna Tongkol Cakalang), udang, bandeng, dan patin.
Sharif menjelaskan, industrialisasi rumput laut merupakan suatu kegiatan yang terintegrasi antara pengelolaan budidaya, ketersediaan bibit, sosial ekonomi, penanganan pasca panen, permodalan sampai dengan pemasaran.
Kegiatan yang berbasiskan pada industri bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah, efisiensi dan skala produksi yang berdaya saing. Sehingga pada pelaksanaannya melibatkan banyak pihak dan unit kerja, baik pemerintah maupun swasta.
(izz)