Mahalnya harga daging sapi ditentukan penjagal
A
A
A
Sindonews.com - Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di DIY masih bertahan di kisaran Rp90.000 per kilogram. Kebijakan jagal yang menentukan harga membuat harga melambung dan sulit turun. Selain itu, kondisi ini juga rawan menyebabkan peredaran daging gelonggongan dan daging tidak layak konsumsi.
Assek II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemda DIY, Astungkoro mengatakan, harga yang mahal ini terjadi karena keputusan penjagal yang menentapkan harga tinggi.
Atas kondisi ini, pihaknya bersama dengan Biro Perekonomian dan SDA telah memfasilitasi rapat dan pertemuan. Di antaranya melibatkan petani, asosiasi penjagal dan pihak pemotong. “Keputusan harga sapi di penjagal ini yang jadi masalah,” jelasnya di DIY, Kamis (17/1/2013).
Tudingan yang menyatakan mahalnya daging sapi sebagai dampak pengiriman sapi ke luar daerah, Astungkoro mengatakan itu tidak benar. Masih banyak sapi yang disembelih di tingkat lokal. Pengiriman sendiri masih wajar dan tidak mengkhawatirkan.
Atas kondisi ini, Pemda akan melakukan pengawasan dan monitoring di pasar tradisional. Saat ini harga daging sapi rata-rata pada kisaran Rp90.670 per kilogram. Mahalnya harga dgaing ini sudah terlihat sejak Idhul Adha silam. Harga terus merangkak sampai Natal dan hingga awal tahun ini.
“Sekarang sapi sulit sehingga harganya mahal,” jelas Staf Seksi Pengadaan dan Penyaluran Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) DIY, Sugiyono.
Pada bulan Desember lalu, harga daging sapi masih berada pada kisaran Rp80 ribuan per kilogramnya. Menginjak Januari harga meroket dan menyentuh Rp90 ribu hingga Rp93 ribu per kilogram.
"Mogoknya pedagang daging sapi yang terjadi hari ini, merupakan kejadian pertama di DIY. Hal ini harus diselesaikan dengan musyawarah antara pedagang, jagal dan pemerintah. Semuanya harus duduk bersama agar ada solusi terbaik,” ujarnya.
Assek II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemda DIY, Astungkoro mengatakan, harga yang mahal ini terjadi karena keputusan penjagal yang menentapkan harga tinggi.
Atas kondisi ini, pihaknya bersama dengan Biro Perekonomian dan SDA telah memfasilitasi rapat dan pertemuan. Di antaranya melibatkan petani, asosiasi penjagal dan pihak pemotong. “Keputusan harga sapi di penjagal ini yang jadi masalah,” jelasnya di DIY, Kamis (17/1/2013).
Tudingan yang menyatakan mahalnya daging sapi sebagai dampak pengiriman sapi ke luar daerah, Astungkoro mengatakan itu tidak benar. Masih banyak sapi yang disembelih di tingkat lokal. Pengiriman sendiri masih wajar dan tidak mengkhawatirkan.
Atas kondisi ini, Pemda akan melakukan pengawasan dan monitoring di pasar tradisional. Saat ini harga daging sapi rata-rata pada kisaran Rp90.670 per kilogram. Mahalnya harga dgaing ini sudah terlihat sejak Idhul Adha silam. Harga terus merangkak sampai Natal dan hingga awal tahun ini.
“Sekarang sapi sulit sehingga harganya mahal,” jelas Staf Seksi Pengadaan dan Penyaluran Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) DIY, Sugiyono.
Pada bulan Desember lalu, harga daging sapi masih berada pada kisaran Rp80 ribuan per kilogramnya. Menginjak Januari harga meroket dan menyentuh Rp90 ribu hingga Rp93 ribu per kilogram.
"Mogoknya pedagang daging sapi yang terjadi hari ini, merupakan kejadian pertama di DIY. Hal ini harus diselesaikan dengan musyawarah antara pedagang, jagal dan pemerintah. Semuanya harus duduk bersama agar ada solusi terbaik,” ujarnya.
(gpr)