Statistik ketidaksetaraan pendapatan di China 0,474
A
A
A
Sindonews.com - Badan Statistik Nasional China melaporkan decade's-worth, statistik ketidaksetaraan pendapatan berada di angka 0,474, Jumat (18/1/2013).
Kepala Biro Statistik Nasional, Ma Jiantang mengemukakan, ketidaksetaraan di China tertinggi berada di angka 0,491 pada 2008, sebelum turun 0,474 tahun lalu.
Koefisien Gini adalah ukuran yang umum digunakan ketidaksetaraan pendapatan, dengan angka 0 mewakili kesetaraan sempurna dan 1 ketidaksetaraan total. Beberapa akademisi melihat 0,40 sebagai garis peringatan.
"Angka tersebut menunjukkan kesenjangan pendapatan agak besar. Data ini mencerminkan urgensi bagi negara untuk mempercepat reformasi skema distribusi pendapatan guna mempersempit kesenjangan," kata Ma dalam konferensi pers pertumbuhan ekonomi negara seperti dilansir Channel News Asia.
Diketahui, ini adalah pertama kalinya koefisien Gini resmi digunakan China sejak 2000. Pemerintah kala itu menempatkan kesetaraan di angka 0,412.
Kesenjangan kekayaan di China tumbuh menjadi perhatian pemerintah komunis, yang berusaha menghindari ketidakpuasan publik yang dapat menyebabkan kerusuhan sosial di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa tersebut.
Kepala Biro Statistik Nasional, Ma Jiantang mengemukakan, ketidaksetaraan di China tertinggi berada di angka 0,491 pada 2008, sebelum turun 0,474 tahun lalu.
Koefisien Gini adalah ukuran yang umum digunakan ketidaksetaraan pendapatan, dengan angka 0 mewakili kesetaraan sempurna dan 1 ketidaksetaraan total. Beberapa akademisi melihat 0,40 sebagai garis peringatan.
"Angka tersebut menunjukkan kesenjangan pendapatan agak besar. Data ini mencerminkan urgensi bagi negara untuk mempercepat reformasi skema distribusi pendapatan guna mempersempit kesenjangan," kata Ma dalam konferensi pers pertumbuhan ekonomi negara seperti dilansir Channel News Asia.
Diketahui, ini adalah pertama kalinya koefisien Gini resmi digunakan China sejak 2000. Pemerintah kala itu menempatkan kesetaraan di angka 0,412.
Kesenjangan kekayaan di China tumbuh menjadi perhatian pemerintah komunis, yang berusaha menghindari ketidakpuasan publik yang dapat menyebabkan kerusuhan sosial di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa tersebut.
(dmd)