Kepastian pabrik JMI setelah 23 Januari

Sabtu, 19 Januari 2013 - 11:06 WIB
Kepastian pabrik JMI...
Kepastian pabrik JMI setelah 23 Januari
A A A
Sindonews.com – Pemegang kontrak karya eksplorasi pasir besi di pesisir Kulonprogo, PT Jogja Magasa Iron (JMI) ternyata berencana menggelar rapat Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan penambangan pasir besi, 23 Januari mendatang. RAB akan memberi kepastian ada tidaknya rencana pembangunan barik pig iron.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan ESDM Kulonprogo Junianto Marsudi Utomo mengatakan, RAB akan memuat seluruh rencana kegiatan PT JMI setelah turunnya izin konstruksi dari Kementerian ESDM. Dalam RAB itu pula akan terlihat progres apa yang akan dibuat perusahaan ini.

“Sekarang kita belum bisa lihat progressnya, tapi mereka akan RAB tanggal 23 Januari nanti. Jadi di sana ada rencana kerja yang akan mereka lakukan. Kita bisa lihat progress terkait aktivitas mereka nanti,” kata Junianto, Jumat (18/1/2013) malam.

Dia mengakui, selama ini PT JMI terkesan jalan di tempat. Namun dia mengaku sudah mendapat kepastian jika perusahaan itu tetap berkomitmen membangun pabrik di Kulonprogo. Kendati demikian, untuk memastikannya, Junianto tetap akan melihat perencanaan dalam RAB perusahaan.

Dia mengatakan, Pemkab akan turut ambil dalam rapat RAB tersebut. Pemkab juga akan memberi masukan terkait langkah apa yang seharusnya dilakukan PT JMI. Termasuk di antaranya mengingatkan jika pembangunan pabrik tidak masuk dalam rencana mereka.

“Kita akan kawal terus progresnya, bisa tiap tiga bulan, enam atau setahun. Mereka tidak bisa lepas dari kontrak karya. Jadi mereka wajibmembangun pabrik pig iron di Kulonprogo. Sejauh ini mereka menyatakan tetap berkomitmen mematuhi kontrak karya,” tegasnya.

Sementara Sekda Kulonprogo Budi Wibowo mencium indikasi perbuatan curang oleh PT JMI. Budi menduga PT JMI berencana memperbesar pilot plant dan tidak akan membangun pabrik di Kulonprogo. Indikasinya, JMI memilih mengganti bowlmil yang rusak dengan vertimil.

“Seharunya diganti yang baru, bukan malah diganti vertimil. Ini indikasi akan memperbesar pilot plant agar bisa jual konsentrat. Ini kan lucu. Mendirikan pabrik adalah harga mati. Tidak bisa ditolak,” katanya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9079 seconds (0.1#10.140)