Potensi obligasi korporasi dalam negeri masih tinggi
A
A
A
Sindonews.com - Pasar obligasi dalam negeri masih mempunyai potensi sangat besar untuk dikembangkan, khususnya di segmen obligasi korporasi. Saat ini, penerbitan obligasi korporasi masih sebesar 20% di level Rp200 triliun, sedangkan obligasi pemerintah sudah mencapai Rp800 triliun.
Direktur Utama Bond Research Institute (BondRI) Tumpal Sihombing mengatakan, masih banyak perusahaan yang kurang mengerti dengan potensi obligasi sebagai pembiayaan alternatif. Dia memprediksi sektor industri yang masih akan menguasai pasar obligasi datang dari perbankan, dana pensiun, dan asuransi.
Dana pensiun membutuhkan obligasi untuk capital preservation dan volatile maturity untuk mengelola aset. Namun sektor lainnya juga dapat menggunakan obligasi, seperti sektor pertambangan dan sektor konsumsi.
Manajemen portofolio akan membuat perusahaan tidak bergantung pada kondisi pasar karena bisa melakukan adjustmen."Potensi untuk penggunaan obligasi akan sangat tinggi kedepannya," ujar Tumpal usai peresmian BondRI di Jakarta.
Dia mengatakan, persoalan kurangnya pengetahuan untuk obligasi hingga di level praktisi market treasury. Hal ini yang membuat pengembangan obligasi sangat lemah, seperti diversifikasi jenis obligasi yang terbatas. Saat ini jenis obligasi yang belum berkembang, yaitu jenis interest note swap dan structure note, yang sangat awam di pasar obligasi luar negeri.
Variasi obligasi ini juga penting untuk menarik investor masuk sebagai pendalaman pasar (depening market). Selain itu, dukungan yang dibutuhkan adalah pasar yang stabil dan dinamis."Obligasi juga turut membuat pendalaman pasar yang bertumpu pada investor dalam negeri," ujarnya.
Direktur Utama Bond Research Institute (BondRI) Tumpal Sihombing mengatakan, masih banyak perusahaan yang kurang mengerti dengan potensi obligasi sebagai pembiayaan alternatif. Dia memprediksi sektor industri yang masih akan menguasai pasar obligasi datang dari perbankan, dana pensiun, dan asuransi.
Dana pensiun membutuhkan obligasi untuk capital preservation dan volatile maturity untuk mengelola aset. Namun sektor lainnya juga dapat menggunakan obligasi, seperti sektor pertambangan dan sektor konsumsi.
Manajemen portofolio akan membuat perusahaan tidak bergantung pada kondisi pasar karena bisa melakukan adjustmen."Potensi untuk penggunaan obligasi akan sangat tinggi kedepannya," ujar Tumpal usai peresmian BondRI di Jakarta.
Dia mengatakan, persoalan kurangnya pengetahuan untuk obligasi hingga di level praktisi market treasury. Hal ini yang membuat pengembangan obligasi sangat lemah, seperti diversifikasi jenis obligasi yang terbatas. Saat ini jenis obligasi yang belum berkembang, yaitu jenis interest note swap dan structure note, yang sangat awam di pasar obligasi luar negeri.
Variasi obligasi ini juga penting untuk menarik investor masuk sebagai pendalaman pasar (depening market). Selain itu, dukungan yang dibutuhkan adalah pasar yang stabil dan dinamis."Obligasi juga turut membuat pendalaman pasar yang bertumpu pada investor dalam negeri," ujarnya.
(izz)