IATA Terbitkan Obligasi dan Sukuk Wakalah Berkelanjutan Tahap I Tahun Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka mengejar peningkatan modal kerja dan pengembangan usaha, PT MNC Energy Investments Tbk atau Perseroan ( IATA ) akan melaksanakan penerbitan Obligasi Berkelanjutan I MNC Energy Investments Tahap I Tahun 2023 (Obligasi) dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp500 miliar, sebagai bagian dari program Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I MNC Energy Investments yang menargetkan penghimpunan dana segar hingga Rp1 triliun.
Selain itu, Perseroan juga akan menerbitkan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I MNC Energy Investments Tahap I Tahun 2023 (“Sukuk Wakalah”) dengan jumlah dana modal investasi sebanyak -banyaknya sebesar Rp250 miliar, dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I MNC Energy Investments dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp500 miliar.
Obligasi dan Sukuk Wakalah ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, berupa benda atau pendapatan atau aktiva lain milik Perseroan dalam bentuk apapun serta tidak dijamin oleh pihak manapun. Seluruh kekayaan Perseroan, baik berupa barang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, kecuali aktiva Perseroan yang dijaminkan secara khusus kepada krediturnya, menjadi jaminan atas semua kewajiban Perseroan kepada semua krediturnya yang tidak dijamin secara khusus atau tanpa hak istimewa termasuk Obligasi dan Sukuk Wakalah ini secara pari passu berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
PT KB Valbury Sekuritas dan PT MNC Sekuritas bertindak selaku Penjamin Pelaksana Emisi, sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak selaku wali amanat. Penerbitan 2 skema permodalan ini memperoleh hasil pemeringkatan idA- (Single A Minus) dan idA-(sy) (Single A Minus Syariah) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Dana yang diperoleh dari hasil Obligasi dan Sukuk Wakalah ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi terkait, akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan untuk melakukan trading batu bara, pembayaran fasilitas pinjaman, serta pemberian pinjaman kepada PT Bhakti Coal Resources (BCR) untuk mempercepat pengembangan usaha entitas anak di sektor pertambangan batu bara.
Berdasarkan laporan Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), saat ini IATA memiliki cadangan batu bara sebanyak 386,6 juta MT. Total tersebut diperoleh dari hanya sekitar 20% luas area penambangan Perseroan sebesar 72.478 Ha. IATA meyakini cadangan batu bara akan terus bertambah seiring dengan proses eksplorasi menunjukkan tambahan cadangan terbukti, setidaknya sebanyak 600 juta MT untuk semua IUP.
Prospek Usaha
Walaupun dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti kenaikan harga bahan bakar, tarif royalti, serta biaya operasional lainnya, Perseroan optimis bisnis batu bara masih berpeluang untuk tumbuh positif pada semester kedua tahun 2023 ini. Batu bara merupakan sumber energi yang terjangkau dan menjadi bahan bakar utama pada sektor kelistrikan di beberapa negara besar seperti India dan China (49,6% dan 48%). International Energy Agency (IEA) memprediksikan permintaan batu bara global mencapai 8.388 juta ton atau bertambah 0,4% pada 2023.
Ekspor menyumbang 65,0% dari total penjualan batu bara IATA pada tahun 2023. Dari seluruh ekspor tersebut, China menempati urutan pertama dengan 57,7%, diikuti oleh Vietnam dan India masing-masing sebesar 21,6% dan 19,4%. Pemerintah melalui Kementerian ESDM menetapkan target produksi batu bara Indonesia di 2023 sebesar 694,5 juta ton.
Target ini lebih tinggi dibandingkan pada target produksi di tahun 2022 sebesar 663 juta ton. Dari target tersebut, sebanyak 176,8 juta ton ditargetkan untuk konsumsi dalam negeri, sedangkan, sisanya sebanyak 517,7 juta ton ditargetkan untuk ekspor.
Selain itu, Perseroan juga akan menerbitkan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I MNC Energy Investments Tahap I Tahun 2023 (“Sukuk Wakalah”) dengan jumlah dana modal investasi sebanyak -banyaknya sebesar Rp250 miliar, dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I MNC Energy Investments dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp500 miliar.
Obligasi dan Sukuk Wakalah ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, berupa benda atau pendapatan atau aktiva lain milik Perseroan dalam bentuk apapun serta tidak dijamin oleh pihak manapun. Seluruh kekayaan Perseroan, baik berupa barang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, kecuali aktiva Perseroan yang dijaminkan secara khusus kepada krediturnya, menjadi jaminan atas semua kewajiban Perseroan kepada semua krediturnya yang tidak dijamin secara khusus atau tanpa hak istimewa termasuk Obligasi dan Sukuk Wakalah ini secara pari passu berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
PT KB Valbury Sekuritas dan PT MNC Sekuritas bertindak selaku Penjamin Pelaksana Emisi, sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak selaku wali amanat. Penerbitan 2 skema permodalan ini memperoleh hasil pemeringkatan idA- (Single A Minus) dan idA-(sy) (Single A Minus Syariah) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Dana yang diperoleh dari hasil Obligasi dan Sukuk Wakalah ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi terkait, akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan untuk melakukan trading batu bara, pembayaran fasilitas pinjaman, serta pemberian pinjaman kepada PT Bhakti Coal Resources (BCR) untuk mempercepat pengembangan usaha entitas anak di sektor pertambangan batu bara.
Berdasarkan laporan Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), saat ini IATA memiliki cadangan batu bara sebanyak 386,6 juta MT. Total tersebut diperoleh dari hanya sekitar 20% luas area penambangan Perseroan sebesar 72.478 Ha. IATA meyakini cadangan batu bara akan terus bertambah seiring dengan proses eksplorasi menunjukkan tambahan cadangan terbukti, setidaknya sebanyak 600 juta MT untuk semua IUP.
Prospek Usaha
Walaupun dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti kenaikan harga bahan bakar, tarif royalti, serta biaya operasional lainnya, Perseroan optimis bisnis batu bara masih berpeluang untuk tumbuh positif pada semester kedua tahun 2023 ini. Batu bara merupakan sumber energi yang terjangkau dan menjadi bahan bakar utama pada sektor kelistrikan di beberapa negara besar seperti India dan China (49,6% dan 48%). International Energy Agency (IEA) memprediksikan permintaan batu bara global mencapai 8.388 juta ton atau bertambah 0,4% pada 2023.
Ekspor menyumbang 65,0% dari total penjualan batu bara IATA pada tahun 2023. Dari seluruh ekspor tersebut, China menempati urutan pertama dengan 57,7%, diikuti oleh Vietnam dan India masing-masing sebesar 21,6% dan 19,4%. Pemerintah melalui Kementerian ESDM menetapkan target produksi batu bara Indonesia di 2023 sebesar 694,5 juta ton.
Target ini lebih tinggi dibandingkan pada target produksi di tahun 2022 sebesar 663 juta ton. Dari target tersebut, sebanyak 176,8 juta ton ditargetkan untuk konsumsi dalam negeri, sedangkan, sisanya sebanyak 517,7 juta ton ditargetkan untuk ekspor.
(nng)