UMP naik, industri tekstil ancam hijrah ke Jateng
A
A
A
Sindonews.com - Industri tekstil dalam negeri mengaku sedang bingung lantaran kenaikan upah minimum (UMP) di wilayah Jabodetabek.
Akibatnya, para pengusaha tekstil berencana pindah ke luar Jabodetabek, misalnya ke Jawa Tengah (Jateng). Jika bertahan di sekitar Jakarta, industri ini diprediksi menelan pil pahit karena sulit mendapatkan keuntungan.
"Kita enggak bisa cara mengantisipasi adanya kenaikan UMP ini, karena kenaikan harga sudah tinggi. Kita harus pindah lokasi ke daerah lain yang masih kondusif untuk industri garmen," kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat saat dihubungi Sindonews, Selasa (22/1/2013).
Dia menilai, Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok sudah tidak kondusif karena UMP terlalu tinggi. Kondisi ini yang membuat industri tekstil harus pindah ke daerah lain.
"Semua perusahaan merencanakan pindah. Kalau tidak, kita bisa kalah bersaing dengan perusahaan daerah yang UMP nya Rp1 juta. Kalau UMP di Jabodetabek Rp2 juta, kemudian dikalikan ribuan pegawai, maka lebih baik membeli tanah dan bangunan di daerah lain atau pindah pabrik sekalian. Incaran pindahnya ke Jateng," jelas Ade.
Akibatnya, para pengusaha tekstil berencana pindah ke luar Jabodetabek, misalnya ke Jawa Tengah (Jateng). Jika bertahan di sekitar Jakarta, industri ini diprediksi menelan pil pahit karena sulit mendapatkan keuntungan.
"Kita enggak bisa cara mengantisipasi adanya kenaikan UMP ini, karena kenaikan harga sudah tinggi. Kita harus pindah lokasi ke daerah lain yang masih kondusif untuk industri garmen," kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat saat dihubungi Sindonews, Selasa (22/1/2013).
Dia menilai, Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok sudah tidak kondusif karena UMP terlalu tinggi. Kondisi ini yang membuat industri tekstil harus pindah ke daerah lain.
"Semua perusahaan merencanakan pindah. Kalau tidak, kita bisa kalah bersaing dengan perusahaan daerah yang UMP nya Rp1 juta. Kalau UMP di Jabodetabek Rp2 juta, kemudian dikalikan ribuan pegawai, maka lebih baik membeli tanah dan bangunan di daerah lain atau pindah pabrik sekalian. Incaran pindahnya ke Jateng," jelas Ade.
(dmd)