Kebutuhan gas untuk industri capai 2.129 MMSCFD
A
A
A
Sindonews.com - Kebutuhan gas bumi untuk industri saat ini mencapai 2.129 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) yang mencakup kebutuhan untuk bahan baku sebesar 1.022 MMSCFD dan untuk energi sebesar 1.107 MMSCFD.
"Kebutuhan tersebut semakin meningkat seiring dengan rencana pengembangan industri kedepan," terang Dirjen BIM Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Panggah Susanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/1/2013).
Untuk memenuhi kebutuhan gas bumi dalam negeri yang semakin meningkat serta mempertimbangkan keterbatasan cadangan gas conventional, perlu didorong pengembangan potensi dari unconventional gas, di antaranya Coal Bed Methane (CBM), Shale Gas dan pengembangan teknologi gasifikasi batubara.
"Selain itu, dilakukan percepatan pembangunan infrastruktur gas bumi nasional melalui Floating Storage Regassification Unit (FSRU), Small Scale LNG Receiving Terminal dan peningkatan ketersediaan jaringan pipa gas bumi (transmisi dan distribusi)," tambahnya.
Kebijakan pengalokasian gas bumi kedepannya, perlu diarahkan dari revenue oriented menjadi benefit oriented sehingga dapat memberikan multiplier effect bagi kegiatan perekonomian dimana gas dimanfaatkan sebagai bahan baku dan sumber energi yang lebih memberikan nilai tambah.
"Kebutuhan tersebut semakin meningkat seiring dengan rencana pengembangan industri kedepan," terang Dirjen BIM Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Panggah Susanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/1/2013).
Untuk memenuhi kebutuhan gas bumi dalam negeri yang semakin meningkat serta mempertimbangkan keterbatasan cadangan gas conventional, perlu didorong pengembangan potensi dari unconventional gas, di antaranya Coal Bed Methane (CBM), Shale Gas dan pengembangan teknologi gasifikasi batubara.
"Selain itu, dilakukan percepatan pembangunan infrastruktur gas bumi nasional melalui Floating Storage Regassification Unit (FSRU), Small Scale LNG Receiving Terminal dan peningkatan ketersediaan jaringan pipa gas bumi (transmisi dan distribusi)," tambahnya.
Kebijakan pengalokasian gas bumi kedepannya, perlu diarahkan dari revenue oriented menjadi benefit oriented sehingga dapat memberikan multiplier effect bagi kegiatan perekonomian dimana gas dimanfaatkan sebagai bahan baku dan sumber energi yang lebih memberikan nilai tambah.
(gpr)