Daging masih mahal, operasi pasar DIY diperpanjang
A
A
A
Sindonews.com - Harga daging sapi di pasar yang ada di DIY hingga kini masih cukup tinggi. Hasil pemantauan terakhir Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY saat ini harga masih berkisar di Rp92 ribu hingga Rp94 ribu per kilogram (kg).
Dengan kondisi tersebut kebijakan operasi pasar akan terus dilakukan hingga akhir pekan mendatang. Hanya saja untuk jumlah sapi yang disiapkan setiap harinya tetap hanya lima ekor. Sementara untuk sasaran dari penjualan daging tetap kepada masyarakat pengusaha kecil.
"Sasarannya tetap kepada pedagang bakso, soto. Pokoknya pelaku usaha kecil yang setiap harinya mempergunakan daging sapi," tandas Anggota TPID DIY Retno Setijowati, Kamis (24/1/2013).
Mempertimbangkan kondisi pasar, harga daging yang dipasarkan untuk operasi di harga Rp85 ribu per kg. Harga tersebut mempertimbangkan kondisi harga normal daging di pasar beberapa saat yang lalu sebelum terjadinya gejolak berada di kisaran Rp80 ribu per kg.
Dari proses operasi pasar yang dilakukan, saat ini menurut Kepala Biro Ekonomi Setda DIY tersebut, sudah mulai terpetakan penyebab kenaikan harga daging sapi. Dari evaluasi yang dilakukan, upaya pendekatan secara intens akan terus dilakukan kepada kelompok jagal.
"Peredagaran daging ini dipengaruhi tiga kelompok. Peternak, penjagal dan pedagang. Dan kelompok jagal pemotong inilah yang perlu didekati agar harga dapat lebih ditekan lagi," tambahnya.
Seperti diketahui, sejak beberapa waktu lalu harga daging sapi di sejumlah pasar di Yogyakarta melambung tinggi. Bahkan kenaikan harga telah mendorong pedagang memilih untuk tidak membuka kios di pasar Beringharjo dan Kranggan.
Anggota Komisi Kesejahteraan Rakyat DPRD DIY Muhammad Yazid mengatakan, kenaikan harga daging sapi dipengaruhi oleh adanya penilaian sapi produk peternakan di DIY berkualitas cukup baik. Hal tersebut mendorong adanya keberanian para jagal di luar DIY membeli sapi dengan harga tinggi.
Kondisi tersebut mengakibatkan para jagal sapi di DIY tidak mau mendapatkan keuntungan usaha dibawah para jagal sapi di luar DIY. "Pendekatan harus terus dilakukan. Terlebih DIY memiliki aturan mengenai aktivitas jagal ini," tandas Yazid.
Selain harga menurut Politikus PPP tersebut, pemerintah daerah juga harus mewaspadai kemungkinan adanya oknum yang memanfaatkan momentum gejolak harga daging. Terlebih beberapa waktu lalu sempat mencuat keberadaan daging sapi gelonggongan.
Sementara masyarakat diharapkannya dapat memanfaatkan operasi pasar untuk mendapatkan daging berkualitas dengan harga yang miring. "Masyarakat jangan hanya memilih harga yang miring tapi melupakan kualitas produk. Para pedagang kecil manfaatkan operasi pasar untuk mendapatkan daging murah berkualitas," pungkasnya.
Dengan kondisi tersebut kebijakan operasi pasar akan terus dilakukan hingga akhir pekan mendatang. Hanya saja untuk jumlah sapi yang disiapkan setiap harinya tetap hanya lima ekor. Sementara untuk sasaran dari penjualan daging tetap kepada masyarakat pengusaha kecil.
"Sasarannya tetap kepada pedagang bakso, soto. Pokoknya pelaku usaha kecil yang setiap harinya mempergunakan daging sapi," tandas Anggota TPID DIY Retno Setijowati, Kamis (24/1/2013).
Mempertimbangkan kondisi pasar, harga daging yang dipasarkan untuk operasi di harga Rp85 ribu per kg. Harga tersebut mempertimbangkan kondisi harga normal daging di pasar beberapa saat yang lalu sebelum terjadinya gejolak berada di kisaran Rp80 ribu per kg.
Dari proses operasi pasar yang dilakukan, saat ini menurut Kepala Biro Ekonomi Setda DIY tersebut, sudah mulai terpetakan penyebab kenaikan harga daging sapi. Dari evaluasi yang dilakukan, upaya pendekatan secara intens akan terus dilakukan kepada kelompok jagal.
"Peredagaran daging ini dipengaruhi tiga kelompok. Peternak, penjagal dan pedagang. Dan kelompok jagal pemotong inilah yang perlu didekati agar harga dapat lebih ditekan lagi," tambahnya.
Seperti diketahui, sejak beberapa waktu lalu harga daging sapi di sejumlah pasar di Yogyakarta melambung tinggi. Bahkan kenaikan harga telah mendorong pedagang memilih untuk tidak membuka kios di pasar Beringharjo dan Kranggan.
Anggota Komisi Kesejahteraan Rakyat DPRD DIY Muhammad Yazid mengatakan, kenaikan harga daging sapi dipengaruhi oleh adanya penilaian sapi produk peternakan di DIY berkualitas cukup baik. Hal tersebut mendorong adanya keberanian para jagal di luar DIY membeli sapi dengan harga tinggi.
Kondisi tersebut mengakibatkan para jagal sapi di DIY tidak mau mendapatkan keuntungan usaha dibawah para jagal sapi di luar DIY. "Pendekatan harus terus dilakukan. Terlebih DIY memiliki aturan mengenai aktivitas jagal ini," tandas Yazid.
Selain harga menurut Politikus PPP tersebut, pemerintah daerah juga harus mewaspadai kemungkinan adanya oknum yang memanfaatkan momentum gejolak harga daging. Terlebih beberapa waktu lalu sempat mencuat keberadaan daging sapi gelonggongan.
Sementara masyarakat diharapkannya dapat memanfaatkan operasi pasar untuk mendapatkan daging berkualitas dengan harga yang miring. "Masyarakat jangan hanya memilih harga yang miring tapi melupakan kualitas produk. Para pedagang kecil manfaatkan operasi pasar untuk mendapatkan daging murah berkualitas," pungkasnya.
(gpr)