BKPM: Potensi pasar Nigeria sangat besar
A
A
A
Sindonews.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai, Nigeria merupakan pasar yang sangat potensial bagi Indonesia. Pasalnya, jumlah penduduk dan daya beli masyarakat di negara tersebut terus meningkat.
"Potensi pasar Nigeria cukup besar, karena jumlah penduduknya besar dan daya beli masyarakatnya juga terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonominya," ujar Kepala BKPM Chatib Basri dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (4/2/2013).
Karena itu, pihaknya meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk membuat kebijakan yang dapat mendorong peningkatan perdagangan Indonesia dan Nigeria. "Kebijakan perdagangan saat ini sangat menentukan arah investasi Indonesia di Nigeria ke depannya," ujar dia
Total nilai perdagangan Indonesia-Nigeria pada 2011 mencapai USD2,1 miliar. Sementara itu, pada periode Januari-Oktober 2012, perdagangan keduanya mencapai USD2,7 miliar. Dalam hal ini, Indonesia selalu mengalami defisit rata-rata sekitar USD1,5 miliar setiap tahunnya karena impor minyak dari Nigeria.
Di bidang investasi, tercatat sekitar 11 perusahaan Indonesia telah menanamkan modalnya di Nigeria, khususnya di bidang makanan, polypropylene, obat-obatan, deterjen dan sabun, lampu pijar, dan produk kimia lainnya.
"Potensi pasar Nigeria cukup besar, karena jumlah penduduknya besar dan daya beli masyarakatnya juga terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonominya," ujar Kepala BKPM Chatib Basri dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (4/2/2013).
Karena itu, pihaknya meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk membuat kebijakan yang dapat mendorong peningkatan perdagangan Indonesia dan Nigeria. "Kebijakan perdagangan saat ini sangat menentukan arah investasi Indonesia di Nigeria ke depannya," ujar dia
Total nilai perdagangan Indonesia-Nigeria pada 2011 mencapai USD2,1 miliar. Sementara itu, pada periode Januari-Oktober 2012, perdagangan keduanya mencapai USD2,7 miliar. Dalam hal ini, Indonesia selalu mengalami defisit rata-rata sekitar USD1,5 miliar setiap tahunnya karena impor minyak dari Nigeria.
Di bidang investasi, tercatat sekitar 11 perusahaan Indonesia telah menanamkan modalnya di Nigeria, khususnya di bidang makanan, polypropylene, obat-obatan, deterjen dan sabun, lampu pijar, dan produk kimia lainnya.
(izz)