Semen Baturaja disarankan melebur ke SMGR
A
A
A
Sindonews.com - Hadir sebagai perusahaan pelat merah di sektor semen yang berencana melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang kedua setelah PT Semen Indonesia (SMGR), PT Semem Baturaja justru dipandang lebih baik melebur dengan perusahaan semen pelat merah lainnya.
"Sebelumnya sudah ada tiga perusahaan semen yang melebur, yakni PT Semen Tonasa, Semen Padang dan Semen Gresik sudah melebur menjadi Semen Indonesia, dan sudah buka kios di BEI. Lah kok ini ada satu lagi yang mau buka kios sama-sama pelat merah lagi. Apa tidak terjadi persaingan?" tanya Anggota Komisi XI DPR Fraksi Partai Gerindra, Sadar Subagyo di gedung DPR RI, Jakarta, Senen (4/2/2013).
Untuk itu, dia berpendapat, sebaiknya PT Semen Baturaja digabung (merger) dengan PT Semen Indonesia, yang merupakan induk perusahaan semen pelat merah.
"Kita bersusah payah melakukan merger. Nah ini malah mau menanamkan bibit unmerger. Mengapa tidak dilebur kepada Semen Indonesia? Ini lebih efektif," imbuh Sadar.
Dari pada saham Semen Baturaja dijual ke publik melalui skema IPO, yang berpotensi bisa dibeli pihak asing, menurut Sadar, akan lebih aman bila saham yang akan dilepas PT Semen Baturaja ke publik dialihkan ke Semen Indonesia, tanpa melalui mekanisme IPO.
"Sebaiknya yang 35 persen ini dijual ke Semen Indonesia, sehingga melebur. Sehingga semen kita menjadi lebih kuat," tandas Sadar.
Sebelumnya, Sekretaris Menteri BUMN periode 2005-2010, Said Didu menyatakan pendapat senada. Said menilai, dengan ukuran perusahaan lebih kecil dari sisi nilai aset dan pangsa pasar, bila diakuisisi oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Semen Baturaja akan lebih kuat secara pendanaan dibanding harus menambah modal melalui skema IPO.
"Buat apa dua perusahaan BUMN (IPO), sama-sama di semen, dua-duanya sama-sama Tbk? Tapi yang satu besar sekali, yang satu kecil sekali. Jadi, saya melihatnya lebih baik diakuisisi saja daripada IPO," tegas dia, belum lama ini.
"Sebelumnya sudah ada tiga perusahaan semen yang melebur, yakni PT Semen Tonasa, Semen Padang dan Semen Gresik sudah melebur menjadi Semen Indonesia, dan sudah buka kios di BEI. Lah kok ini ada satu lagi yang mau buka kios sama-sama pelat merah lagi. Apa tidak terjadi persaingan?" tanya Anggota Komisi XI DPR Fraksi Partai Gerindra, Sadar Subagyo di gedung DPR RI, Jakarta, Senen (4/2/2013).
Untuk itu, dia berpendapat, sebaiknya PT Semen Baturaja digabung (merger) dengan PT Semen Indonesia, yang merupakan induk perusahaan semen pelat merah.
"Kita bersusah payah melakukan merger. Nah ini malah mau menanamkan bibit unmerger. Mengapa tidak dilebur kepada Semen Indonesia? Ini lebih efektif," imbuh Sadar.
Dari pada saham Semen Baturaja dijual ke publik melalui skema IPO, yang berpotensi bisa dibeli pihak asing, menurut Sadar, akan lebih aman bila saham yang akan dilepas PT Semen Baturaja ke publik dialihkan ke Semen Indonesia, tanpa melalui mekanisme IPO.
"Sebaiknya yang 35 persen ini dijual ke Semen Indonesia, sehingga melebur. Sehingga semen kita menjadi lebih kuat," tandas Sadar.
Sebelumnya, Sekretaris Menteri BUMN periode 2005-2010, Said Didu menyatakan pendapat senada. Said menilai, dengan ukuran perusahaan lebih kecil dari sisi nilai aset dan pangsa pasar, bila diakuisisi oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Semen Baturaja akan lebih kuat secara pendanaan dibanding harus menambah modal melalui skema IPO.
"Buat apa dua perusahaan BUMN (IPO), sama-sama di semen, dua-duanya sama-sama Tbk? Tapi yang satu besar sekali, yang satu kecil sekali. Jadi, saya melihatnya lebih baik diakuisisi saja daripada IPO," tegas dia, belum lama ini.
(rna)