Sapi bunting tua, produksi susu perahan menurun
A
A
A
Sindonews.com - Produksi susu sapi perah di lereng merapi menurun drastis. Penurunan tersebut disebabkan karena musim hujan yang terjadi selama ini dan juga sapi-sapi yang yang saat ini banyak yang mengalami fase bunting tua.
Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat dan Veteriner, Dinas Pertanian Peternakan dan Kehutanan Sleman, Sugeng Hendro Laksono mengatakan, produksi susu sapi perah sangat dipengaruhi dengan suplay pakan yang diberikan ke ternak sapinya.
Musim hujan ini menyebabkan kondisi lingkungan basah, dan kualitas pakan ternak tidak seperti musim kemarau. "Padahal, disarankan dalam memberikan pakan ke sapi perah sebaiknya rumput yang muda dihindari, karena rumput yang masih muda itu kemungkinan memicu timbulnya cacing," kata dia, Selasa (5/2/13).
Dijelaskannya, sapi perah yang terserang cacing akan mempengaruhi produksi susunya. Untuk menjaga agar susu hasil perahan sapi tetap stabil, para peternak diharapkan untuk menjaga kandangnya, dan pemberian nutrisi makanan.
Sementara itu, pengurus Koperasi Susu Sarono Makmur, sapi perah di Glagaharjo, Cangkringan mengatakan, produksi susu sapi perah saat ini menurun drastis dari yang biasanya 25 liter perhari, menjadi 10 hingga 15 liter per hari setiap ekornya.
Populasi sapi dikoperasinya saat ini sekitar 1.200 ekor sapi perah. Dari jumlah tersebut, setiap harinya dapat menghasilkan sekitar 4.500 liter perhari, namun saat ini menurun menjadi 3.500 liter.
Sementara, harga susu perliternya saat ini masih stabil sekitar Rp3.300, dan biasanya disetorkan ke Pasuruan. "Selain karena musim hujan, penurunan juga karena sapi banyak yang mengalami fase bunting tua," ucapnya.
Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat dan Veteriner, Dinas Pertanian Peternakan dan Kehutanan Sleman, Sugeng Hendro Laksono mengatakan, produksi susu sapi perah sangat dipengaruhi dengan suplay pakan yang diberikan ke ternak sapinya.
Musim hujan ini menyebabkan kondisi lingkungan basah, dan kualitas pakan ternak tidak seperti musim kemarau. "Padahal, disarankan dalam memberikan pakan ke sapi perah sebaiknya rumput yang muda dihindari, karena rumput yang masih muda itu kemungkinan memicu timbulnya cacing," kata dia, Selasa (5/2/13).
Dijelaskannya, sapi perah yang terserang cacing akan mempengaruhi produksi susunya. Untuk menjaga agar susu hasil perahan sapi tetap stabil, para peternak diharapkan untuk menjaga kandangnya, dan pemberian nutrisi makanan.
Sementara itu, pengurus Koperasi Susu Sarono Makmur, sapi perah di Glagaharjo, Cangkringan mengatakan, produksi susu sapi perah saat ini menurun drastis dari yang biasanya 25 liter perhari, menjadi 10 hingga 15 liter per hari setiap ekornya.
Populasi sapi dikoperasinya saat ini sekitar 1.200 ekor sapi perah. Dari jumlah tersebut, setiap harinya dapat menghasilkan sekitar 4.500 liter perhari, namun saat ini menurun menjadi 3.500 liter.
Sementara, harga susu perliternya saat ini masih stabil sekitar Rp3.300, dan biasanya disetorkan ke Pasuruan. "Selain karena musim hujan, penurunan juga karena sapi banyak yang mengalami fase bunting tua," ucapnya.
(gpr)