IHSG diprediksi bergerak variatif

Jum'at, 08 Februari 2013 - 08:11 WIB
IHSG diprediksi bergerak...
IHSG diprediksi bergerak variatif
A A A
Sindonews.com - Jelang perayaan Imlek, indeks harga saham gabungan (IHSG) akhir pekan ini, diproyeksi bergerak variatif dengan harapan menguat, meski dalam rentang terbatas.

"Pada perdagangan Jumat ini, diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.487-4.496 dan resistance 4.517-4.520," terang Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Jumat (8/2/2013).

Berpola three white soldier menuju upper bollinger bands (UBB). MACD masih bergerak flat dengan histogram positif yang sedikit naik. RSI, William's %R, dan Stochastic masih mencoba upreversal pada area overbought.

Selama tiga hari pencapaian IHSG pada level resisitennya, terlihat dari masing-masing chart pembentukkan spinning, sehingga menggambarkan penguatan yang masih terbatas karena di sisi lain juga terdapat tekanan jual.

"IHSG kemungkinan masih akan variatif dan diharapkan masih dapat menghijau, seperti
historis jelang Imlek dimana 1-2 hari sebelumnya bergerak naik," tegas Reza.

Pada perdagangan kemarin, setelah tiga hari mencoba untuk menutup pada resisten terbarunya, IHSG akhirnya dapat menutup perdagangan Kamis (7/2/2013) pada level 4500an.

"Pencapaian level ini sebenarnya bukan hal baru karena pada awal pekan ini IHSG pernah mencapai level tertingginya di atas level 4500an, yaitu pada level 4518,95, namun tidak bertahan lama karena maraknya aksi jual, sehingga ditutup di bawah level 4500an," tuturnya.

Meski mayoritas bursa saham Asia cenderung negatif, namun karena pembukaan pasar saham Eropa positif dan maraknya berita mengenai positifnya kinerja emiten dalam negeri dapat mempertahankan IHSG di jalur hijau.

Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level 4.514,87 (level tertingginya) di pertengahan sesi 1 dan menyentuh level 4.493,96 (level terendahnya) jelang preclosing dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.503,15.

Volume perdagangan tercatat naik dan nilai total transaksi menurun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual karena adanya transaksi di pasar negosiasi atas saham BBCA senilai Rp2,361 triliun. Investor domestik mencatatkan nett sell.

Pergerakan nilai tukar rupiah melemah terbatas karena imbas dari situasi politik di Italia dan adanya anggapan aliran dana investasi belum banyak masuk ke Indonesia.
Padahal sebelumnya menguat karena imbas kenaikan euro dan yen jelang pertemuan para petinggi Uni Eropa dan pertemuan antara BoE dan ECB.

Pelaku pasar mengestimasi, ECB akan tetap mempertahankan suku bunga rendahnya di 0,75 persen dan suku bunga BoE di level 0,5 persen. Akan tetapi, penantian lainnya ialah pernyataan dari Presiden ECB, Mario Draghi terkait prospek ekonomi zona Eropa setelah mata uangnya menguat dan tanggapannya apakah penguatan tersebut dinilai mengkhawatirkan seperti anggapan lainnya.

Bursa saham Asia terhadang kenaikannya setelah masalah pembatasan investasi properti kembali menjadi perbincangan. Bertepatan dengan akan datangnya tahun baru Imlek, pelaku pasar memanfaatkan kenaikan yang terjadi untuk merealisasikan gain.

Nikkei turun dalam setelah rilis kinerja Nikon Corp. sehingga dikhawatirkan akan memicu penurunan kinerja emiten lainnya namun, ASX menguat setelah rilis data ketenagakerjaan Australia mencatatkan perbaikan.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0484 seconds (0.1#10.140)