Peternak minta harga pakan sapi disubsidi
A
A
A
Sindonews.com - Para peternak sapi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur (Jatim) mengeluhkan harga pakan sapi yang melonjak tajam. Akibatnya, harga jual sapi dan daging sapi juga ikut naik.
Para peternak sapi meminta pemerintah memberikan subsidi terhadap harga pakan sapi dan menghentikan impor daging sapi sebab stok sapi lokal saat ini masih melimpah dan cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Jika ingin harga daging turun dan kembali pada kisaran normal sekitar Rp52 ribu sampai Rp55 ribu per kg, kami, para peternak mendesak pemerintah memberi subsidi agar harga pakan ternak turun," kata Syifak, salah satu peternak sapi di daerah tersebut, Jumat (8/2/2013).
Naiknya harga pakan ini sudah dirasakan para peternak sapi sejak satu bulan terkahir. Apalagi, kenaikannya menyeluruh terhadap semua jenis pakan sapi. Seperti bekatul yang sebelumnya Rp1.500 per kilogram (kg) menjadi Rp3.800 per kg, rendang kangkung yang sebelumnya Rp500 per kg menjadi Rp1.500 per kg, ampas bir dari Rp1.500 per kg menjadi Rp2.000 pr kg, dan ampas tahu dari Rp1.300 per kg menjadi Rp1.800 per kg.
Syifak mengatakan, meski harga jual sapi saat ini naik, namun seolah tidak ada artinya karena biaya produksi atau biaya pembesaran sapi juga naik hampir dua kali lipat.
Para pertenak, menurut dia, menolak rencana pemerintah mengimpor daging sapi. Karena, naiknya harga sapi dan daging sapi saat ini bukan karena stok sapi lokal langka atau menipis. Namun, karena biaya pembesaran sapi sedang naik.
Menurutnya, perternak khawatir harga sapi lokal akan anjlok jika pemerintah tetap mengimpor daging sapi. Padahal, biaya pakannya sedang naik. "Jika ini terjadi, maka peternak sapi akan merugi," ujarnya.
Para peternak sapi meminta pemerintah memberikan subsidi terhadap harga pakan sapi dan menghentikan impor daging sapi sebab stok sapi lokal saat ini masih melimpah dan cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Jika ingin harga daging turun dan kembali pada kisaran normal sekitar Rp52 ribu sampai Rp55 ribu per kg, kami, para peternak mendesak pemerintah memberi subsidi agar harga pakan ternak turun," kata Syifak, salah satu peternak sapi di daerah tersebut, Jumat (8/2/2013).
Naiknya harga pakan ini sudah dirasakan para peternak sapi sejak satu bulan terkahir. Apalagi, kenaikannya menyeluruh terhadap semua jenis pakan sapi. Seperti bekatul yang sebelumnya Rp1.500 per kilogram (kg) menjadi Rp3.800 per kg, rendang kangkung yang sebelumnya Rp500 per kg menjadi Rp1.500 per kg, ampas bir dari Rp1.500 per kg menjadi Rp2.000 pr kg, dan ampas tahu dari Rp1.300 per kg menjadi Rp1.800 per kg.
Syifak mengatakan, meski harga jual sapi saat ini naik, namun seolah tidak ada artinya karena biaya produksi atau biaya pembesaran sapi juga naik hampir dua kali lipat.
Para pertenak, menurut dia, menolak rencana pemerintah mengimpor daging sapi. Karena, naiknya harga sapi dan daging sapi saat ini bukan karena stok sapi lokal langka atau menipis. Namun, karena biaya pembesaran sapi sedang naik.
Menurutnya, perternak khawatir harga sapi lokal akan anjlok jika pemerintah tetap mengimpor daging sapi. Padahal, biaya pakannya sedang naik. "Jika ini terjadi, maka peternak sapi akan merugi," ujarnya.
(izz)