Hati-hati, IHSG berbalik arah!

Jum'at, 15 Februari 2013 - 08:01 WIB
Hati-hati, IHSG berbalik...
Hati-hati, IHSG berbalik arah!
A A A
Sindonews.com - Setelah penguatan yang terjadi selama beberapa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi masih akan postif merespon pasar Asia yang juga tengah positif. Namun pada perdagangan akhir pekan ini, investor diminta waspada akan adanya serangan aksi ambil untung (profit taking) yang bisa saja melanda.

"Setelah new high level sebelumnya gagal berbaliknya, apakah IHSG masih bisa naik lagi? Semakin tinggi level harga efek, keinginan untuk profit taking kian besar," terang Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Jumat (15/2/2013).

Dirinya menyebutkan, pada perdagangan hari ini diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.565-4.582 dan resistance 4.594-4.610.

Berpola menyerupai three white soldier lewati upper bollinger bands (UBB). MACD bergerak naik dengan histogram positif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic masih upreversal meski masih terbatas pada area overbought.

"Tetap waspada akan pembalikan arah namun, kami berharap kalaupun terjadi pelemahan akan terbatas dengan rilis data-data Asia yang juga diharapkan masih bisa positif," imbuh dia.

Sentimen positif dari pasar global yang berhembus pada perdagangan sebelumnya seperti menghijaunya bursa saham Asia, terutama dengan penguatan pada Hang Seng setelah dibuka pasca libur Imlek turut berimbas positif pada IHSG.

"Seperti yang kami ulas sebelumnya, dimana selama empat tahun terakhir IHSG memang cenderung menguat jelang Val’s Day dan pada perdagangan Kamis (14/2) pelaku pasar mendapat kado istimewa dari IHSG yang kembali berhasil menyentuh new high level di 4.600an meskipun pada akhirnya ditutup di bawah level tersebut," kata Reza.

Pelaku pasar pun memanfaatkan hijaunya bursa saham Asia dan masih adanya rilis positif dari kinerja para emiten global dengan banyak melakukan aktivitas trading. Tak ketinggalan, rilis positif dari emiten lokal turut memberikan angin segar.

"Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.601,95 (level tertingginya) pada awal sesi 2 dan menyentuh level 4.575,84 (level terendahnya) di awal sesi I dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.588,67," terang dia.

Volume perdagangan dan nilai total transaksi meningkat. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.

Pergerakan nilai tukar rupiah masih negatif setelah rilis negatifnya neraca lancar Indonesia untuk kuartal IV/2012 yang melebar dari -USD5,34 miliar menjadi -USD7,76 miliar, sehingga membuat pasar khawatir terhadap kemampuan Indonesia untuk membiayai kebutuhan USD-nya.

Selain itu, turunnya data PDB Jepang menegaskan masih berada dalam jurang resesi sehingga menekan laju mata uang Asia termasuk rupiah. Begitu pun dengan PDB Perancis dan Jerman yang juga turun menunjukkan memburuknya kondisi ekonomi di zona Eropa.

USD naik setelah calon MenKeu AS, Jack Lew menyatakan dukungannya pada penguatan USD untuk pemulihan ekonomi dan peningkatkan daya saing. Bursa saham Asia masih menghijau, terutama Hang Seng yang baru dibuka pasca libur Imlek. Selain itu, kenaikan juga dipicu komitmen BoJ yang akan tetap menjalankan program pembelian aset.

Apalagi, dari rilis PDB tercatat melemah sehingga meningkatkan spekulasi bahwa BoJ akan mempercepat program tersebut. Sebanyak 308 emiten dalam indeks MSCI Asia Pasific yang telah merilis kinerjanya, 53 persen melampaui estimasi keuntungan.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1027 seconds (0.1#10.140)