Menkeu Jepang tolak pembelian obligasi Asing
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso menyatakan, pemerintah tidak berniat membeli obligasi asing melalui bank sentral (Bank of Japan/BoJ).
"Kami tidak berniat membeli obligasi asing," jelas Aso kepada wartawan di Tokyo, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (19/2/2013).
Dia juga mengatakan, bahwa pemerintah tidak mempertimbangkan perubahan hukum langsung yang mengatur BoJ.
Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan Perdana Menteri Shinzo Abe di parlemen, baru-baru ini. Dia mengatakan, bahwa pemerintah akan membeli obligasi asing "sebagai satu ide" kebijakan moneter dan hukum BoJ akan direvisi jika bank sentral gagal mencapai hasil.
Menanggapi itu, Menteri Ekonomi, Akira Amari mengatakan, bahwa komentar Abe yang akan membeli obligasi asing sebagai ide kebijakan umum untuk negara manapun.
Sebelumnya, kelompok ekonomi 20 (G20) menolak upaya pengaturan mata uang. Hal ini membuat BoJ sulit membeli obligasi asing. Kebijakan tersebut ditafsirkan sebagai upaya langsung melemahkan yen. Para kepala keuangan G20 bahkan berjanji menahan diri dari target nilai tukar untuk tujuan kompetitif.
"Kami tidak berniat membeli obligasi asing," jelas Aso kepada wartawan di Tokyo, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (19/2/2013).
Dia juga mengatakan, bahwa pemerintah tidak mempertimbangkan perubahan hukum langsung yang mengatur BoJ.
Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan Perdana Menteri Shinzo Abe di parlemen, baru-baru ini. Dia mengatakan, bahwa pemerintah akan membeli obligasi asing "sebagai satu ide" kebijakan moneter dan hukum BoJ akan direvisi jika bank sentral gagal mencapai hasil.
Menanggapi itu, Menteri Ekonomi, Akira Amari mengatakan, bahwa komentar Abe yang akan membeli obligasi asing sebagai ide kebijakan umum untuk negara manapun.
Sebelumnya, kelompok ekonomi 20 (G20) menolak upaya pengaturan mata uang. Hal ini membuat BoJ sulit membeli obligasi asing. Kebijakan tersebut ditafsirkan sebagai upaya langsung melemahkan yen. Para kepala keuangan G20 bahkan berjanji menahan diri dari target nilai tukar untuk tujuan kompetitif.
(dmd)