Coal India incar tambang Indonesia dan Australia
A
A
A
Sindonews.com - Coal India Ltd, yang gagal menggunakan dana sebesar USD12 miliar untuk membeli tambang di luar negeri dalam lima tahun terakhir, memperbaharui target ekspansi untuk memenuhi lonjakan permintaan dari produsen listrik.
Tujuh proposal penjualan di Indonesia dan Australia sedang dipertimbangkan dengan penawaran awal dilakukan pekan ini.
Perusahaan milik negara itu tidak mampu mengatasi rintangan birokrasi untuk meraih empat penawaran luar negeri dua tahun lalu. Mereka berencana membuka unit di Afrika Selatan bulan depan untuk mempelajari prospek aset.
Coal India, saat ini tengah menghadapi tekanan dari pemerintah untuk menjamin pasokan untuk utilitas dan memotong pemadaman yang menghambat pertumbuhan ekonomi.
Tawaran perusahaan berbasis di Kolkata itu dilakukan untuk memperluas lahan tambang yang terhalang kesulitan mendapat persetujuan tanah dan lingkungan, serta kerusuhan buruh.
"Coal India telah diborgol di India oleh persetujuan lambat atas proyek-proyek baru, keterbatasan logistik dan musim hujan yang tidak menentu," kata Abhisar Jain, seorang analis dari Centrum Broking Ltd di Mumbai, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (19/2/2013).
"Mereka dipaksa melihat ke luar negeri karena keputusan pemerintah untuk menjamin pasokan pembangkit listrik," tambah Jain.
Tujuh proposal penjualan di Indonesia dan Australia sedang dipertimbangkan dengan penawaran awal dilakukan pekan ini.
Perusahaan milik negara itu tidak mampu mengatasi rintangan birokrasi untuk meraih empat penawaran luar negeri dua tahun lalu. Mereka berencana membuka unit di Afrika Selatan bulan depan untuk mempelajari prospek aset.
Coal India, saat ini tengah menghadapi tekanan dari pemerintah untuk menjamin pasokan untuk utilitas dan memotong pemadaman yang menghambat pertumbuhan ekonomi.
Tawaran perusahaan berbasis di Kolkata itu dilakukan untuk memperluas lahan tambang yang terhalang kesulitan mendapat persetujuan tanah dan lingkungan, serta kerusuhan buruh.
"Coal India telah diborgol di India oleh persetujuan lambat atas proyek-proyek baru, keterbatasan logistik dan musim hujan yang tidak menentu," kata Abhisar Jain, seorang analis dari Centrum Broking Ltd di Mumbai, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (19/2/2013).
"Mereka dipaksa melihat ke luar negeri karena keputusan pemerintah untuk menjamin pasokan pembangkit listrik," tambah Jain.
(dmd)