BondRI-Paramadina kerja sama kembangkan industri syariah
A
A
A
Sindonews.com - Guna memberikan nilai tambah bagi pengembangan industri jasa keuangan dan pasar modal berbasis syariah di Indonesia, Bond Research Institute (BondRI) melakukan kerja sama dengan Paramadina Graduate School (PGS) yang ditandai penandatanganan MoU di Kampus PGS, Jakarta, Senin (25/2/2013).
"Melalui MoU ini diharapkan dapat melahirkan suatu kemitraan strategis antara BondRI dengan civitas akademik khususnya dalam disiplin ilmu pengetahuan dan best practices yang berbasis syariah," ujar Direktur Utama BondRI, Tumpal Sihombing dalam kesempatan tersebut.
Dirinya berharap, kerja sama ini dapat menjadi suatu kekuatan yang bersifat dukungan konstruktif terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan daya saing dalam menghadapi kendala-kendala pertumbuhan industri keuangan syariah tanah air.
Menurutnya, ada tiga kendala utama pertumbuhan industri keuangan syariah. Pertama, tingkat pengetahuan yang belum memadai. Kedua, masih kurang ketersedian instrumen dan sarana keuangan syariah. Dan ketiga, sumber daya manusia (SDM) yang masih sangat minim di sektor syariah.
"Untuk itu, pembangunan kapasitas SDM yang berkelanjutan dan bermutu diharapkan bisa memberi nilai tambah bagi pengembangan industri jasa keuangan dan pasar modal berbasis syariah di Indonesia," simpul dia.
"Melalui MoU ini diharapkan dapat melahirkan suatu kemitraan strategis antara BondRI dengan civitas akademik khususnya dalam disiplin ilmu pengetahuan dan best practices yang berbasis syariah," ujar Direktur Utama BondRI, Tumpal Sihombing dalam kesempatan tersebut.
Dirinya berharap, kerja sama ini dapat menjadi suatu kekuatan yang bersifat dukungan konstruktif terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan daya saing dalam menghadapi kendala-kendala pertumbuhan industri keuangan syariah tanah air.
Menurutnya, ada tiga kendala utama pertumbuhan industri keuangan syariah. Pertama, tingkat pengetahuan yang belum memadai. Kedua, masih kurang ketersedian instrumen dan sarana keuangan syariah. Dan ketiga, sumber daya manusia (SDM) yang masih sangat minim di sektor syariah.
"Untuk itu, pembangunan kapasitas SDM yang berkelanjutan dan bermutu diharapkan bisa memberi nilai tambah bagi pengembangan industri jasa keuangan dan pasar modal berbasis syariah di Indonesia," simpul dia.
(gpr)