Produk sepatu Cibaduyut berpotensi ekspor
A
A
A
Sindonews.com - Sentra industri sepatu Cibaduyut, Bandung berpotensi masuk ke pasar ekspor. Namun, upaya tersebut perlu dukungan pemerintah daerah dalam mempermudah izin usaha dan informasi pasar.
Ketua Asosiasi Persatuan Sepatu Indonesia (Aprisindo) Bidang UMKM, Betty Brusel mengatakan, dari sisi kualitas, sepatu Cibaduyut berpeluang masuk pangsa pasar ekspor. Peluang tersebut bisa didapat jika pengusaha sepatu memiliki akses dan informasi pasar.
Saat ini, lanjut dia, salah satu kendala pengembangan sepatu Cibaduyut adalah pemasaran. Akibatnya, tidak sedikit perajin sepatu Cibaduyut hanya menggarap pesanan merek tertentu. Akibatnya, penjualan produk sangat terbatas.
"Padahal pangsa pasar sepatu masih terbuka lebar," jelas Betty pada acara penutupan pelatihan operator terampil alas kaki Cibaduyut di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sepatu Cibaduyut, Kota Bandung, Selasa (26/2/2013).
Menurut dia, sebagian besar produk sepatu Cibaduyut dibuat tanpa merek. Karena, perajin enggan melakukan proses pendaftaran merek. Apalagi, untuk mendapat merek produk, pelaku usaha mesti melakukan pendaftaran kepada lembaga terkait. Proses tersebut, selain berbelit juga membutuhkan dana. "Padahal, merek produk penting untuk memasarkan produk mereka," ujarnya.
Namun, perluasan pemasaran juga bisa dilakukan dipasar ekspor. Sehingga, perajin bisa memperbesar penjualan. Sepatu Cibaduyut memiliki segmen pasar sendiri, dan tidak bisa disamakan dengan produk asal China. Produk China berbahan baku plastik, sedangkan sepatu Cibaduyut dari kulit.
Ketua Asosiasi Persatuan Sepatu Indonesia (Aprisindo) Bidang UMKM, Betty Brusel mengatakan, dari sisi kualitas, sepatu Cibaduyut berpeluang masuk pangsa pasar ekspor. Peluang tersebut bisa didapat jika pengusaha sepatu memiliki akses dan informasi pasar.
Saat ini, lanjut dia, salah satu kendala pengembangan sepatu Cibaduyut adalah pemasaran. Akibatnya, tidak sedikit perajin sepatu Cibaduyut hanya menggarap pesanan merek tertentu. Akibatnya, penjualan produk sangat terbatas.
"Padahal pangsa pasar sepatu masih terbuka lebar," jelas Betty pada acara penutupan pelatihan operator terampil alas kaki Cibaduyut di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sepatu Cibaduyut, Kota Bandung, Selasa (26/2/2013).
Menurut dia, sebagian besar produk sepatu Cibaduyut dibuat tanpa merek. Karena, perajin enggan melakukan proses pendaftaran merek. Apalagi, untuk mendapat merek produk, pelaku usaha mesti melakukan pendaftaran kepada lembaga terkait. Proses tersebut, selain berbelit juga membutuhkan dana. "Padahal, merek produk penting untuk memasarkan produk mereka," ujarnya.
Namun, perluasan pemasaran juga bisa dilakukan dipasar ekspor. Sehingga, perajin bisa memperbesar penjualan. Sepatu Cibaduyut memiliki segmen pasar sendiri, dan tidak bisa disamakan dengan produk asal China. Produk China berbahan baku plastik, sedangkan sepatu Cibaduyut dari kulit.
(izz)