Bangun RPH, RNI rogoh kocek Rp25 miliar
A
A
A
Sindonews.com - Pengembangan Usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) bidang budi daya sapi telah digarap secara serius. Hal tersebut dibuktikan dengan dilakukannya acara seremonial peletakan batu pertama (groundbreaking) untuk pembangunan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di PG Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat.
RPH yang dinamai Jatitujuh tersebut berkapasitas pemotongan sebanyak 30 ribu ekor sapi per tahun atau sekitar 2.500 ekor sapi per bulan atau 100 ekor sapi per hari.
Menurut Direktur Utama PT RNI, Ismed Hasan Putro, RPH Jatitujuh memiliki luas empat hektare yang terbagi kedalam bangunan utama, bangunan fasilitas pendukung dan prasarana yang lengkap sehingga masuk dalam golongan RPH modern.
Bangunan utama terdiri dari rumah pemotongan, kandang penampungan, karantina, tempat penurunan sapi, ruang pembakaran, power house, waste water treatment, perkantoran dan laboratorium. "Untuk membangun RPH modern ini memakan investasi sekitar Rp25 miliar," Ujarnya seperti dikutip dari situs Kementerian BUMN, Kamis (28/2/2013).
Ismed berharap keberadaan RPH Jatitujuh ini mampu memberikan kontribusi pada program swasembada daging yang dicanangkan pemerintah dan mampu menstabilkan harga daging yang saat ini mencapai harga tertinggi.
Pihaknya berharap, RPH Jatitujuh dapat melayani pemotongan sapi bukan hanya dari hasil penggemukan produksi RNI. Namun, dapat juga berasal dari para peternak dari luar PT RNI.
Secara keseluruhan budi daya ternak sapi terintegrasi, merupakan aplikasi dari konsep 'zero waste' pemanfaatan buangan tebu. Prospektifnya usaha sapi dan dengan implementasi konsep pola terpadu, diharapkan dapat menjadi bidang usaha inti RNI Group di masa depan.
RPH yang dinamai Jatitujuh tersebut berkapasitas pemotongan sebanyak 30 ribu ekor sapi per tahun atau sekitar 2.500 ekor sapi per bulan atau 100 ekor sapi per hari.
Menurut Direktur Utama PT RNI, Ismed Hasan Putro, RPH Jatitujuh memiliki luas empat hektare yang terbagi kedalam bangunan utama, bangunan fasilitas pendukung dan prasarana yang lengkap sehingga masuk dalam golongan RPH modern.
Bangunan utama terdiri dari rumah pemotongan, kandang penampungan, karantina, tempat penurunan sapi, ruang pembakaran, power house, waste water treatment, perkantoran dan laboratorium. "Untuk membangun RPH modern ini memakan investasi sekitar Rp25 miliar," Ujarnya seperti dikutip dari situs Kementerian BUMN, Kamis (28/2/2013).
Ismed berharap keberadaan RPH Jatitujuh ini mampu memberikan kontribusi pada program swasembada daging yang dicanangkan pemerintah dan mampu menstabilkan harga daging yang saat ini mencapai harga tertinggi.
Pihaknya berharap, RPH Jatitujuh dapat melayani pemotongan sapi bukan hanya dari hasil penggemukan produksi RNI. Namun, dapat juga berasal dari para peternak dari luar PT RNI.
Secara keseluruhan budi daya ternak sapi terintegrasi, merupakan aplikasi dari konsep 'zero waste' pemanfaatan buangan tebu. Prospektifnya usaha sapi dan dengan implementasi konsep pola terpadu, diharapkan dapat menjadi bidang usaha inti RNI Group di masa depan.
(izz)