Dahlan: Target swasembada sapi 2014 tak rasional
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menilai, target swasembada sapi 2014 yang dicanangkan Kementerian Pertanian (Kementan) merupakan target yang tak masuk akal. Menurut Dahlan, lima tahun lagi pun target tersebut juga belum akan tercapai.
"Blak-blakan saja, tak mungkin tahun depan kita swasembada sapi, impor masih akan panjang hingga lima tahun lagi," kata Dahlan Iskan saat membuka Diskusi Carut Marut Impor dan Masa Depan Swasembada Daging Sapi di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (6/3/2013).
Dahlan menjelaskan, peningkatan produksi sapi tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Sebagai gambaran, PTPN yang ditugasi memproduksi 100 ribu sapi per tahun hanya mampu mendapatkan 20 ribu sapi anakan dalam setahun.
"Pengembangbiakan sapi di Indonesia sulit dilakukan, mencari sapi anakan yang susah, kita (BUMN) cuma dapat 20 ribu dari 100 ribu. Bagaimana memproduksi anak sapi?" tanyanya.
Selain itu, para peternak juga kurang termotivasi untuk memroduksi sapi karena terlalu besarnya biaya pengembangbiakan sapi. "Seorang peternak untuk memroduksi satu ekor anak sapi perlu Rp9 juta, tapi dijual hanya Rp5 jt. Tanpa bantuan pasti rugi," ungkap Dahlan.
Mantan Dirut PLN ini juga mempertanyakan kebenaran data sensus sapi nasional dan konsumsi daging sapi per kapita. Bila kedua data tersebut benar, seharusnya Indonesia tidak perlu lagi mengimpor sapi saat ini.
"Ada data kita punya 14,8 juta sapi. Dua, ada data konsumsi daging 2 kg per kapita. Tapi buktinya kita kekurangan," tandas dia.
"Blak-blakan saja, tak mungkin tahun depan kita swasembada sapi, impor masih akan panjang hingga lima tahun lagi," kata Dahlan Iskan saat membuka Diskusi Carut Marut Impor dan Masa Depan Swasembada Daging Sapi di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (6/3/2013).
Dahlan menjelaskan, peningkatan produksi sapi tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Sebagai gambaran, PTPN yang ditugasi memproduksi 100 ribu sapi per tahun hanya mampu mendapatkan 20 ribu sapi anakan dalam setahun.
"Pengembangbiakan sapi di Indonesia sulit dilakukan, mencari sapi anakan yang susah, kita (BUMN) cuma dapat 20 ribu dari 100 ribu. Bagaimana memproduksi anak sapi?" tanyanya.
Selain itu, para peternak juga kurang termotivasi untuk memroduksi sapi karena terlalu besarnya biaya pengembangbiakan sapi. "Seorang peternak untuk memroduksi satu ekor anak sapi perlu Rp9 juta, tapi dijual hanya Rp5 jt. Tanpa bantuan pasti rugi," ungkap Dahlan.
Mantan Dirut PLN ini juga mempertanyakan kebenaran data sensus sapi nasional dan konsumsi daging sapi per kapita. Bila kedua data tersebut benar, seharusnya Indonesia tidak perlu lagi mengimpor sapi saat ini.
"Ada data kita punya 14,8 juta sapi. Dua, ada data konsumsi daging 2 kg per kapita. Tapi buktinya kita kekurangan," tandas dia.
(gpr)