Sepanjang Februari, rupiah berhasil menguat
A
A
A
Sindonews.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan, tekanan depresiasi terhadap rupiah sepanjang Februari tahun ini cenderung mereda dan mencapai rata-rata Rp9.680 per USD. Dibanding akhir Januari 2013, posisi rupiah di Februari menguat 0,31 persen.
Kepala Grup Hubungan Masyarakat BI, Difi A Johansyah menuturkan, kebijakan stabilisasi nilai tukar yang ditempuh Bank Indonesia, termasuk penguatan mekanisme intervensi valas dan pembentukan referensi nilai tukar rupiah di pasar domestik mampu meningkatkan kepercayaan pasar.
"Selain itu, stabilitas nilai tukar juga didukung dengan masuknya aliran dana nonresiden ke instrumen rupiah," kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/3/2013).
Adapun aliran dana nonresiden ke instrumen rupiah pada bulan lalu mencapai Rp27,6 triliun. Ke depan, menurut Difi, Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan kondisi fundamental perekonomian.
Sementara itu, nilai tukar rupiah sepanjang Januari 2013 mengalami depresiasi 0,22 persen (mom), yang dipengaruhi belum pulihnya kondisi global. Pada Januari 2013, rupiah rata-rata melemah 0,22 persen ke Rp9.654 per USD.
Kepala Grup Hubungan Masyarakat BI, Difi A Johansyah menuturkan, kebijakan stabilisasi nilai tukar yang ditempuh Bank Indonesia, termasuk penguatan mekanisme intervensi valas dan pembentukan referensi nilai tukar rupiah di pasar domestik mampu meningkatkan kepercayaan pasar.
"Selain itu, stabilitas nilai tukar juga didukung dengan masuknya aliran dana nonresiden ke instrumen rupiah," kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/3/2013).
Adapun aliran dana nonresiden ke instrumen rupiah pada bulan lalu mencapai Rp27,6 triliun. Ke depan, menurut Difi, Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan kondisi fundamental perekonomian.
Sementara itu, nilai tukar rupiah sepanjang Januari 2013 mengalami depresiasi 0,22 persen (mom), yang dipengaruhi belum pulihnya kondisi global. Pada Januari 2013, rupiah rata-rata melemah 0,22 persen ke Rp9.654 per USD.
(rna)