Kulonprogo belum menarik perhatian wisman
Senin, 11 Maret 2013 - 14:48 WIB
Kulonprogo belum menarik perhatian wisman
A
A
A
Sindonews.com - Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang di Kabupaten Kulonprogo masih sangat minim. Selama 2012, hanya ada 728 orang wisatawan. Wisatawan tertinggi datang dari Belanda yang mengunjungi daerah Muntowil untuk melihat kehidupan masyarakat dan kehidupan masyarakat lokal.
Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo, Eko Wisnu Wardhana mengatakan, minimnya kunjungan wisman ini karena kerja sama dengan biro perjalanan pariwisata belum maksimal.
Untuk itulah promosi di masa mendatang akan dimaksimalkan. Salah satunya bekerjasama dengan Dinas Pariwisata DIY untuk menarik filtrip di Kulonprogo untuk rafting dan menyusuri wilayah utara tembus Borobudur.
“Tahun lalu baru sekitar 728 orang, tetapi setiap tahun terus tumbuh,” jelas Eko di Kulonprogo, Senin (11/3/2013).
Tercatat, wisatawan asing tertinggi berasal dari Belanda, yang datang di tempat Muntowil yang merupakan pelaku wisata yang mengajak wisatawan untuk keliling desa untuk mengenal budaya dan kehidupan masyarakat.
Sementara itu, Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta Deddy Prananowo Eryono mendesak kepada pemerintah untuk lebih memaksimalkan infrastruktur yang ada. Menurutnya, beberapa titik lokasi selalu diwarnai kemacetan.
"Hal ini ini harus diatasi, agar kemacetan tidak lagi menjadi kendala. Wisatawan di Bali mulai jenuh karena macet. Jangan sampai kemacetan juga terjadi di Yogyakarta,” tandasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo, Eko Wisnu Wardhana mengatakan, minimnya kunjungan wisman ini karena kerja sama dengan biro perjalanan pariwisata belum maksimal.
Untuk itulah promosi di masa mendatang akan dimaksimalkan. Salah satunya bekerjasama dengan Dinas Pariwisata DIY untuk menarik filtrip di Kulonprogo untuk rafting dan menyusuri wilayah utara tembus Borobudur.
“Tahun lalu baru sekitar 728 orang, tetapi setiap tahun terus tumbuh,” jelas Eko di Kulonprogo, Senin (11/3/2013).
Tercatat, wisatawan asing tertinggi berasal dari Belanda, yang datang di tempat Muntowil yang merupakan pelaku wisata yang mengajak wisatawan untuk keliling desa untuk mengenal budaya dan kehidupan masyarakat.
Sementara itu, Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta Deddy Prananowo Eryono mendesak kepada pemerintah untuk lebih memaksimalkan infrastruktur yang ada. Menurutnya, beberapa titik lokasi selalu diwarnai kemacetan.
"Hal ini ini harus diatasi, agar kemacetan tidak lagi menjadi kendala. Wisatawan di Bali mulai jenuh karena macet. Jangan sampai kemacetan juga terjadi di Yogyakarta,” tandasnya.
(gpr)
