Daya saing industri lemah akibat Kekurangan gas
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, pasokan gas merupakan salah satu kunci keberhasilan pertumbuhan industri. Jika pasokan gas untuk industri terjamin, diprediksi sektor industri non migas bakal tumbuh hingga 7,14 persen pada tahun ini.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kemenperin, Panggah Susanto mengatakan, pada 2012 industri non migas tumbuh 6,4 persen. Kontribusi industri non migas terhadap Pajak Domestik Bruto (PDB) mencapai 20,8 persen. Sementara, agar Indonesia bisa disebut negara industri, maka industri non migas harus berada pada kisaran 40 persen dari PDB.
"Sektor industri 40 persen dari PDB, sehingga kita bisa disebut negara industri," kata Panggah dalam Seminar Open Access di Kemenperin, Jakarta, Rabu (13/3/2013).
Panggah menuturkan, pertumbuhan industri non migas perlu didukung beberapa hal, salah satunya adalah pasokan gas. Saat ini, pasokan gas kurang didukung oleh infrastruktur yang memadai, sehingga daya saing industri dalam negeri tidak maksimal.
"Dengan terus meningkatnya pertumbuhan (industri non migas) diprediksi pada tahun mendatang 7,14 persen. Tantangan besar adalah infrastruktur gas belum memadai," ungkapnya.
Menurut dia, pembangunan industri yang berdaya saing tinggi dan berkesinambungan bergantung kepada dua faktor, yakni ketersediaan bahan baku dan energi. Dalam pelaksanaannya, gas bumi sangat strategis sebagai bahan baku sekaligus menjadi sumber daya energi.
"Pemanfaatan gas bumi juga sejalan dengan keinginan pemerintah mendorong peningkatan nilai tambah produk dalam negeri," pungkas Panggah.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kemenperin, Panggah Susanto mengatakan, pada 2012 industri non migas tumbuh 6,4 persen. Kontribusi industri non migas terhadap Pajak Domestik Bruto (PDB) mencapai 20,8 persen. Sementara, agar Indonesia bisa disebut negara industri, maka industri non migas harus berada pada kisaran 40 persen dari PDB.
"Sektor industri 40 persen dari PDB, sehingga kita bisa disebut negara industri," kata Panggah dalam Seminar Open Access di Kemenperin, Jakarta, Rabu (13/3/2013).
Panggah menuturkan, pertumbuhan industri non migas perlu didukung beberapa hal, salah satunya adalah pasokan gas. Saat ini, pasokan gas kurang didukung oleh infrastruktur yang memadai, sehingga daya saing industri dalam negeri tidak maksimal.
"Dengan terus meningkatnya pertumbuhan (industri non migas) diprediksi pada tahun mendatang 7,14 persen. Tantangan besar adalah infrastruktur gas belum memadai," ungkapnya.
Menurut dia, pembangunan industri yang berdaya saing tinggi dan berkesinambungan bergantung kepada dua faktor, yakni ketersediaan bahan baku dan energi. Dalam pelaksanaannya, gas bumi sangat strategis sebagai bahan baku sekaligus menjadi sumber daya energi.
"Pemanfaatan gas bumi juga sejalan dengan keinginan pemerintah mendorong peningkatan nilai tambah produk dalam negeri," pungkas Panggah.
(izz)