Asuransi pertanian belum punya premi ideal
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Operasi Ritel PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Sahata L Tobing mengatakan, wacana asuransi pertanian di Indonesia sudah lama digulirkan, akan tetapi dari segi premi asuransi belum ideal.
Menurutnya, dalam rangka mendukung premi asuransi yang ideal, maka dibutuhkan melibatkan petani dan pemerintah dalam risiko tersebut.
"Kita sudah ujicoba terkait risiko tersebut di tiga lokasi yaitu di lokasi banjir di Gresik, Tuban dan Palembang yang mana BUMN lah yang membayar premi bagi para petani tersebut. Contohnya di Gresik di mana premi bagi para petani sudah ditanggung oleh Petrokimia Gresik," ujarnya dalam rapat Panja RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (RUU Perlintan) di Komisi IV DPR RI, Rabu (13/3/2013),
Dia juga menyatakan akan mencoba bekerjasama dengan petani agar dari segi resiko terkait pertanian akan berkurang. "Dalam hal pembayaran premi, kalau dibebankan kepada petani akan memberatkan petani yang membayar premi, dan pemahaman petani belum begitu baik," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya akan bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mengedukasi petani mengenai asuransi. Karena semakin banyak yang mengasuransikan semakin kecil risiko yang ditanggung PT Jasindo.
"Harus dibentuk konsorsium asuransi untuk petani agar resiko tidak meluas. Asuransi perlu mendapatkan data yang ideal mengenai risiko ideal untuk petani. Jadi kita perlu berdiskusi lagi terutama dengan petani untuk menentukan risiko yang ideal terkait hal ini," pungkasnya.
Menurutnya, dalam rangka mendukung premi asuransi yang ideal, maka dibutuhkan melibatkan petani dan pemerintah dalam risiko tersebut.
"Kita sudah ujicoba terkait risiko tersebut di tiga lokasi yaitu di lokasi banjir di Gresik, Tuban dan Palembang yang mana BUMN lah yang membayar premi bagi para petani tersebut. Contohnya di Gresik di mana premi bagi para petani sudah ditanggung oleh Petrokimia Gresik," ujarnya dalam rapat Panja RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (RUU Perlintan) di Komisi IV DPR RI, Rabu (13/3/2013),
Dia juga menyatakan akan mencoba bekerjasama dengan petani agar dari segi resiko terkait pertanian akan berkurang. "Dalam hal pembayaran premi, kalau dibebankan kepada petani akan memberatkan petani yang membayar premi, dan pemahaman petani belum begitu baik," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya akan bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mengedukasi petani mengenai asuransi. Karena semakin banyak yang mengasuransikan semakin kecil risiko yang ditanggung PT Jasindo.
"Harus dibentuk konsorsium asuransi untuk petani agar resiko tidak meluas. Asuransi perlu mendapatkan data yang ideal mengenai risiko ideal untuk petani. Jadi kita perlu berdiskusi lagi terutama dengan petani untuk menentukan risiko yang ideal terkait hal ini," pungkasnya.
(gpr)