Apindo: Hong Kong harus diversifikasi produk ke RI
A
A
A
Sindonews.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyarankan agar Hong Kong tidak saja menjual produknya di Indonesia, tetapi juga harus berani berinvestasi, mengingat besarnya pangsa pasar di Indonesia.
"Mereka (Hong Kong) perlu tempat produksi, perlu diversifikasi lah, selama ini investasinya kan hanya di China," kata Ketua Apindo Sofjan Wanandi di sela pembukaan HKTDC lifestyle ekspo di JCC, Senayan, Jakarta, kamis (14/3/2013).
Menurut Sofjan, manufakturing Hong Kong baru mencapai 2 persen, sedangkan 98 persen manufakturing di luar Hong Kong terutama China yang menjadi negara induk.
Sofjan mengaku sudah berbicara langsung dengan perwakilan Kadin Hong Kong, Margaret Fong serta perwakilan pemerintah Hong Kong, Gregory So mengenai pentingnya Hong Kong membuka pabrik di Indonesia mengingat tingginya pertumbuhan kelas menengah di Indonesia.
"Yang paling penting seberapa jauh manfaatkan market Indonesia dengan produk-produk Hong Kong, kita manfaatkan service industri, teknologi mereka, jadi betul-betul saling menguntungkan," kata Sofjan.
Dengan pengalaman puluhan tahun di bidang perdagangan, pembiayaan, logistik, dan jasa perkapalan, Hong Kong bisa menjadi perantara antara perusahaan Indonesia dan China dalam melakukan transaksi jasa dan dagang.
"Kami punya sejarah panjang menjembatani perdagangan antara China dengan negara-negara lain di berbagai belahan dunia," ujar Gregory So.
Terlebih dalam beberapa tahun terakhir, negara tujuan ekspor maupun impor Indonesia telah bergeser dari Barat menuju Timur. Indonesia juga merupakan partner perdagangan terbesar ke-22 Hong Kong dengan transaksi perdagangan pada 2012 tercatat mencapai lebih dari USD5,3 miliar.
Selain itu, berdasarkan data Census & Statistics Department of Hong Kong, per 1 Juni 2012, terdapat 19 perusahaan Indonesia yang memiliki kantor perwakilan di Hong Kong dan sepanjang 2012, terdapat lebih dari 500 ribu penduduk Indonesia yang mengunjungi Hong Kong. Adapun penduduk Indonesia yang berdomisili di Hong Kong per Desember 2012 tercatat sebanyak 164,846 orang.
"Mereka (Hong Kong) perlu tempat produksi, perlu diversifikasi lah, selama ini investasinya kan hanya di China," kata Ketua Apindo Sofjan Wanandi di sela pembukaan HKTDC lifestyle ekspo di JCC, Senayan, Jakarta, kamis (14/3/2013).
Menurut Sofjan, manufakturing Hong Kong baru mencapai 2 persen, sedangkan 98 persen manufakturing di luar Hong Kong terutama China yang menjadi negara induk.
Sofjan mengaku sudah berbicara langsung dengan perwakilan Kadin Hong Kong, Margaret Fong serta perwakilan pemerintah Hong Kong, Gregory So mengenai pentingnya Hong Kong membuka pabrik di Indonesia mengingat tingginya pertumbuhan kelas menengah di Indonesia.
"Yang paling penting seberapa jauh manfaatkan market Indonesia dengan produk-produk Hong Kong, kita manfaatkan service industri, teknologi mereka, jadi betul-betul saling menguntungkan," kata Sofjan.
Dengan pengalaman puluhan tahun di bidang perdagangan, pembiayaan, logistik, dan jasa perkapalan, Hong Kong bisa menjadi perantara antara perusahaan Indonesia dan China dalam melakukan transaksi jasa dan dagang.
"Kami punya sejarah panjang menjembatani perdagangan antara China dengan negara-negara lain di berbagai belahan dunia," ujar Gregory So.
Terlebih dalam beberapa tahun terakhir, negara tujuan ekspor maupun impor Indonesia telah bergeser dari Barat menuju Timur. Indonesia juga merupakan partner perdagangan terbesar ke-22 Hong Kong dengan transaksi perdagangan pada 2012 tercatat mencapai lebih dari USD5,3 miliar.
Selain itu, berdasarkan data Census & Statistics Department of Hong Kong, per 1 Juni 2012, terdapat 19 perusahaan Indonesia yang memiliki kantor perwakilan di Hong Kong dan sepanjang 2012, terdapat lebih dari 500 ribu penduduk Indonesia yang mengunjungi Hong Kong. Adapun penduduk Indonesia yang berdomisili di Hong Kong per Desember 2012 tercatat sebanyak 164,846 orang.
(gpr)