PIP berencana biayai proyek PLTMH
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Soritaon Siregar mengatakan, pihaknya sedang menginvestasikan pinjaman untuk pembiayaan proyek energi terbarukan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan melakukan MoU (penandatanganan kerja sama) antara PIP dengan PT PLN (Persero).
"Setelah penyusunan manual pinjaman, dilanjutkan dengan proses penilaian pilot project yang menggunakan konsultan dari luar negeri, kemudian penyusunan buku panduan pinjaman pembiayaan," ujarnya kepada Sindonews dalam acara tahunan gathering 2013 PIP bersama wartawan Forum Komunikasi Ekonomi Makro (Forkem), di Taman Budaya Sentul City, pada 15 Maret 2013 malam.
Soritaon mengatakan, salah satu hambatan PLTMH karena proyek ini adalah sektor baru bagi PIP, sehingga memakan waktu. "Permasalahan selanjutnya adalah izin dari Pemda. Padahal sudah banyak (perusahaan) yang tertarik untuk menggarap proyek tersebut, sedangkan sumber daya untuk PLTMH ini terbanyak di Sumatera Utara," jelas dia.
Dia juga menyebutkan bahwa pembangunan PLTMH itu mahal. Estimasinya untuk pembangunan 1 megawatt (MW) bisa mencapai USD2 juta. Sehingga pembuatan PLTMH harus selektif, karena PIP ingin usia PLTMH ini dapat mencapai minimal 20 tahun.
"Target tahun ini (pembiayaan) Rp5 triliun. Untuk PLTMH, kami minta perusahaan yang sudah jelas saja untuk bermitra mengerjakan proyek ini atau perusahaan baru yang rajin melaporkan keuangan tiga bulan berturut-turut dan minimal kami tahu parent company-nya. Kami harus tahu dengan siapa kami berkontrak, lalu siapa vendornya," pungkas Soritaon.
"Setelah penyusunan manual pinjaman, dilanjutkan dengan proses penilaian pilot project yang menggunakan konsultan dari luar negeri, kemudian penyusunan buku panduan pinjaman pembiayaan," ujarnya kepada Sindonews dalam acara tahunan gathering 2013 PIP bersama wartawan Forum Komunikasi Ekonomi Makro (Forkem), di Taman Budaya Sentul City, pada 15 Maret 2013 malam.
Soritaon mengatakan, salah satu hambatan PLTMH karena proyek ini adalah sektor baru bagi PIP, sehingga memakan waktu. "Permasalahan selanjutnya adalah izin dari Pemda. Padahal sudah banyak (perusahaan) yang tertarik untuk menggarap proyek tersebut, sedangkan sumber daya untuk PLTMH ini terbanyak di Sumatera Utara," jelas dia.
Dia juga menyebutkan bahwa pembangunan PLTMH itu mahal. Estimasinya untuk pembangunan 1 megawatt (MW) bisa mencapai USD2 juta. Sehingga pembuatan PLTMH harus selektif, karena PIP ingin usia PLTMH ini dapat mencapai minimal 20 tahun.
"Target tahun ini (pembiayaan) Rp5 triliun. Untuk PLTMH, kami minta perusahaan yang sudah jelas saja untuk bermitra mengerjakan proyek ini atau perusahaan baru yang rajin melaporkan keuangan tiga bulan berturut-turut dan minimal kami tahu parent company-nya. Kami harus tahu dengan siapa kami berkontrak, lalu siapa vendornya," pungkas Soritaon.
(izz)