Laba bersih Adaro tahun lalu turun 30,6%
A
A
A
Sindonews.com - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sepanjang tahun lalu mencatat penurunan laba bersih sebesar 30,6 persen menjadi USD383 juta dibanding tahun 2011 sebesar USD552 juta.
Turunnya laba bersih perseroan akibat menurunnya pendapatan usaha sekitar 6,6 persen dari USD3,99 miliar pada 2011 menjadi USD3,72 miliar. Pendapatan usaha perseroan mayoritas dikontribusi dari divisi penambangan dan penjualan sebesar 92,4 persen, dengan PT Adaro Indonesia mencatat sebagian besar pendapatan usaha dan sisanya dari divisi perdagangan Coaltrade Services International Pte Ltd.
Selain menurunnya pendapatan, menurunnya laba bersih juga akibat meningkatnya beban pokok pendapatan sebesar 4,7 persen menjadi USD2,68 miliar dari USD2,56 miliar. Adapun turunnya pendapatan disebabkan turunnya volume penjualan dan rata-rata harga penjualan akibat kondisi pasar yang kurang kondusif.
Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, kinerja perseroan tahun lalu dipengaruhi oleh dampak dari pasar batu bara dunia. "Usaha kami dipengaruhi pasar batu bara dunia, sehingga tidak dapat terhindar dari dampak pelemahan harga batu bara yang terjadi di hampur sepanjang tahun 2012," kata dia dalam keterangannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/3/2013).
Sementara itu, produksi batu bara perseroan sepanjang 2012 menurun 1 persen menjadi 47,2 juta ton, sedangkan volume penjualan berkurang 4,3 persen menjadi 48,6 juta ton. Pasar batu bara yang pulih pada kuartal IV tahun lalu menyebabkan perseroan mampu mencatat rekor produksi kuartalan dengan volume mencapai 13,3 juta ton. Namun, realisasi produksi 2012 masih di bawah pedoman produksi sebesar 48-51 juta ton.
Rata-rata harga penjualan batu bara perseroan pada tahun lalu menurun 3,1 persen seiring melemahnya indeks batu bara global. Sementara pada tahun ini, perseroan memperkirakan, harga rata-rata penjualan batu bara akan sedikit menurun lantaran kondisi pasar yang belum kondusif.
"Menanggapi kondisi tersebut, kami fokus pada konsolidasi dan efisiensi untuk memperkuat perusahaan kami," tandas Garibaldi.
Turunnya laba bersih perseroan akibat menurunnya pendapatan usaha sekitar 6,6 persen dari USD3,99 miliar pada 2011 menjadi USD3,72 miliar. Pendapatan usaha perseroan mayoritas dikontribusi dari divisi penambangan dan penjualan sebesar 92,4 persen, dengan PT Adaro Indonesia mencatat sebagian besar pendapatan usaha dan sisanya dari divisi perdagangan Coaltrade Services International Pte Ltd.
Selain menurunnya pendapatan, menurunnya laba bersih juga akibat meningkatnya beban pokok pendapatan sebesar 4,7 persen menjadi USD2,68 miliar dari USD2,56 miliar. Adapun turunnya pendapatan disebabkan turunnya volume penjualan dan rata-rata harga penjualan akibat kondisi pasar yang kurang kondusif.
Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, kinerja perseroan tahun lalu dipengaruhi oleh dampak dari pasar batu bara dunia. "Usaha kami dipengaruhi pasar batu bara dunia, sehingga tidak dapat terhindar dari dampak pelemahan harga batu bara yang terjadi di hampur sepanjang tahun 2012," kata dia dalam keterangannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/3/2013).
Sementara itu, produksi batu bara perseroan sepanjang 2012 menurun 1 persen menjadi 47,2 juta ton, sedangkan volume penjualan berkurang 4,3 persen menjadi 48,6 juta ton. Pasar batu bara yang pulih pada kuartal IV tahun lalu menyebabkan perseroan mampu mencatat rekor produksi kuartalan dengan volume mencapai 13,3 juta ton. Namun, realisasi produksi 2012 masih di bawah pedoman produksi sebesar 48-51 juta ton.
Rata-rata harga penjualan batu bara perseroan pada tahun lalu menurun 3,1 persen seiring melemahnya indeks batu bara global. Sementara pada tahun ini, perseroan memperkirakan, harga rata-rata penjualan batu bara akan sedikit menurun lantaran kondisi pasar yang belum kondusif.
"Menanggapi kondisi tersebut, kami fokus pada konsolidasi dan efisiensi untuk memperkuat perusahaan kami," tandas Garibaldi.
(rna)