Ekonomi terpusat di Jawa picu disparitas antar wilayah
A
A
A
Sindonews.com - Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Lucky Eko Wuryanto mengatakan, ekonomi dan segala macam pengambilan kebijakan ekonomi Indonesia terlalu bertumpu di pulau Jawa.
"Lansekap ekonomi Indonesia apabila ditinjau dari PDB ada di Jawa, bahkan dari segi pengambilan keputusan mayoritas di Jawa khususnya sekitar Jakarta," ujarnya di JCC, Jakarta, Jumat (24/5/2013).
Dia khawatir apabila hal tersebut terjadi terus menerus, akan terjadi disparitas antar wilayah dan akan menimbulkan gejolak sosial.
"Saya khawatir apabila seperti ini terus banyak negatifnya. Seperti efisiensi Sistem Logistik Nasional (Silognas). Harus lebih banyak lagi interaksi antar wilayah. Disparitas ini bisa menimbulkan gejolak sosial," lanjutnya.
Lucky juga menyebut perjalanan Indonesia menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN masih panjang dan banyak penghalang. Oleh karena itu, lanjutnya, hal-hal yang menjadi penghambat harus segera diatasi.
"Untuk menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN perjalanan masih panjang dan penghalangnya seperti tembok. Ini butuh dukungan optimal. Ada beberapa variabel yang perlu dapat perhatian lebih serius seperti pertumbuhan antar wilayah yang tidak seimbang," pungkasnya.
"Lansekap ekonomi Indonesia apabila ditinjau dari PDB ada di Jawa, bahkan dari segi pengambilan keputusan mayoritas di Jawa khususnya sekitar Jakarta," ujarnya di JCC, Jakarta, Jumat (24/5/2013).
Dia khawatir apabila hal tersebut terjadi terus menerus, akan terjadi disparitas antar wilayah dan akan menimbulkan gejolak sosial.
"Saya khawatir apabila seperti ini terus banyak negatifnya. Seperti efisiensi Sistem Logistik Nasional (Silognas). Harus lebih banyak lagi interaksi antar wilayah. Disparitas ini bisa menimbulkan gejolak sosial," lanjutnya.
Lucky juga menyebut perjalanan Indonesia menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN masih panjang dan banyak penghalang. Oleh karena itu, lanjutnya, hal-hal yang menjadi penghambat harus segera diatasi.
"Untuk menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN perjalanan masih panjang dan penghalangnya seperti tembok. Ini butuh dukungan optimal. Ada beberapa variabel yang perlu dapat perhatian lebih serius seperti pertumbuhan antar wilayah yang tidak seimbang," pungkasnya.
(gpr)