Indonesia harus kembangkan infrastruktur maritim
A
A
A
Sindonews.com - Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Lucky Eko Wuryanto menyebut, meski secara infrastruktur Indonesia masih berada di posisi 92 dunia atau urutan 6 di ASEAN, dia heran minat investasi tetap tinggi di Indonesia.
"Bicara infrastruktur kalau diurutkan dari 10 negara ASEAN kita nomer 6 atau nomer 92 dunia. Berarti kan kondisinya sebenarnya tidak berdaya saing. Tapi herannya kita lebih menarik secara investasi. Pertanyaannya kualitas investasi seperti apa kalau infrastrukturnya seperti ini?" ujarnya di JCC, Jakarta, Jumat (24/5/2013).
Secara khusus Lucky berpendapat, apabila terhitung pulau Jawa saja, maka infrastruktur tidak akan berada di urutan 92 dunia. "Kita harus tangani problem infrastruktur," lanjutnya.
Dia menyebut salah satu yang tertinggal adalah pengembangan infrastruktur kelautan dan transportasi laut yang masih belum mendukung Sistem Logistik Nasional.
"Memang diakui kita masih tertinggal dalam mengembangkan transportasi laut. Tapi hal ini sudah jadi perhatian agar kita dapat mewujudkan integrasi Sislognas, agar kiriman barang dapat dimasukkan jaringan sistem transportasi nasional," tuturnya.
Lucky menegaskan, transportasi dan sistem kelautan adalah urat nadi dan pendulum ekonomi Indonesia. "Hal tersebut adalah pendulum ekonomii nusantara. Dan juga bagaimana kita mengembangkan pelabuhan sebagai regional hub untuk mendukung Sislognas," pungkasnya.
"Bicara infrastruktur kalau diurutkan dari 10 negara ASEAN kita nomer 6 atau nomer 92 dunia. Berarti kan kondisinya sebenarnya tidak berdaya saing. Tapi herannya kita lebih menarik secara investasi. Pertanyaannya kualitas investasi seperti apa kalau infrastrukturnya seperti ini?" ujarnya di JCC, Jakarta, Jumat (24/5/2013).
Secara khusus Lucky berpendapat, apabila terhitung pulau Jawa saja, maka infrastruktur tidak akan berada di urutan 92 dunia. "Kita harus tangani problem infrastruktur," lanjutnya.
Dia menyebut salah satu yang tertinggal adalah pengembangan infrastruktur kelautan dan transportasi laut yang masih belum mendukung Sistem Logistik Nasional.
"Memang diakui kita masih tertinggal dalam mengembangkan transportasi laut. Tapi hal ini sudah jadi perhatian agar kita dapat mewujudkan integrasi Sislognas, agar kiriman barang dapat dimasukkan jaringan sistem transportasi nasional," tuturnya.
Lucky menegaskan, transportasi dan sistem kelautan adalah urat nadi dan pendulum ekonomi Indonesia. "Hal tersebut adalah pendulum ekonomii nusantara. Dan juga bagaimana kita mengembangkan pelabuhan sebagai regional hub untuk mendukung Sislognas," pungkasnya.
(gpr)