Kuroda berjuang perkuat komunikasi dengan pasar
A
A
A
Sindonews.com - Diplot sebagai Gubernur Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) pada Maret lalu, Haruhiko Kuroda memiliki tujuan membuka pinjaman serta pengeluaran guna mengangkat ekspektasi inflasi setelah dikungkung deflasi selama 15 tahun.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (24/5/2013), volatilitas pasar sebagian dipicu rekor pembelian obligasi BoJ, yang saat ini mengancam melemahkan bisnis dan kepercayaan konsumen serta melemahkan kampanye reflate ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.
Dalam konferensi pers pada 22 Mei 2013, Kuroda mengatakan, bahwa imbal kenaikan diharapkan ekonomi membaik, setelah sebelumnya mengatakan, bahwa bank sentral bertujuan menurunkan suku bunga. Keesokan harinya, imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun mencapai level tertinggi dalam setahun.
Hari ini, Kuroda mengatakan, bahwa dirinya akan terus memperkuat komunikasi dengan pasar dan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh bank sentral sudah cukup.
"Kuroda gagal menenangkan pasar - dia tidak bisa menyampaikan pesan yang menentukan hari ini," kata Hideo Kumano, kepala eksekutif ekonom Dai-ichi Life Research Institute Inc, Tokyo, yang juga mantan pejabat bank sentral.
"Pasar masih mencoba untuk memahami siapa Kuroda dan bagaimana dia akan mengatasi masalah," tambahnya.
Indeks Topix naik 0,5 persen hari ini, setelah merosot 6,9 persen kemarin yang merupakan penurunan terbesar sejak Maret 2011, saat terjadi gempa bumi dan tsunami. Imbal hasil obligasi 10 tahun berada di 0,845 persen setelah kemarin menyentuh level tertinggi dalam satu tahun sebesar 1 persen. Sementara Yen menguat 0,4 persen terhadap dolar ke 101,59 pada perdagangan di Tokyo.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (24/5/2013), volatilitas pasar sebagian dipicu rekor pembelian obligasi BoJ, yang saat ini mengancam melemahkan bisnis dan kepercayaan konsumen serta melemahkan kampanye reflate ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.
Dalam konferensi pers pada 22 Mei 2013, Kuroda mengatakan, bahwa imbal kenaikan diharapkan ekonomi membaik, setelah sebelumnya mengatakan, bahwa bank sentral bertujuan menurunkan suku bunga. Keesokan harinya, imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun mencapai level tertinggi dalam setahun.
Hari ini, Kuroda mengatakan, bahwa dirinya akan terus memperkuat komunikasi dengan pasar dan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh bank sentral sudah cukup.
"Kuroda gagal menenangkan pasar - dia tidak bisa menyampaikan pesan yang menentukan hari ini," kata Hideo Kumano, kepala eksekutif ekonom Dai-ichi Life Research Institute Inc, Tokyo, yang juga mantan pejabat bank sentral.
"Pasar masih mencoba untuk memahami siapa Kuroda dan bagaimana dia akan mengatasi masalah," tambahnya.
Indeks Topix naik 0,5 persen hari ini, setelah merosot 6,9 persen kemarin yang merupakan penurunan terbesar sejak Maret 2011, saat terjadi gempa bumi dan tsunami. Imbal hasil obligasi 10 tahun berada di 0,845 persen setelah kemarin menyentuh level tertinggi dalam satu tahun sebesar 1 persen. Sementara Yen menguat 0,4 persen terhadap dolar ke 101,59 pada perdagangan di Tokyo.
(dmd)