Inflasi Korsel Maret 2013 melabat selama 7 bulan
A
A
A
Sindonews.com - Inflasi Korea Selatan (Korsel) melambat dalam kecepatan terendah selama tujuh bulan pada Maret 2013, meninggalkan banyak ruang untuk pelonggaran moneter guna meningkatkan perekonomian.
Dilansir Times of Oman, Senin (1/4/2013), Badan Statistik Korea Selatan mengemukakan, Indeks harga konsumen (CPI) untuk Maret naik 1,3 persen dari tahun lalu - lebih lambat 1,4 persen yang dilaporkan pada Februari, dan pertumbuhan on-year sejak Agustus lalu.
Pun, indeks turun 0,2 persen dari bulan sebelumnya, dibandingkan dengan kenaikan bulanan 0,3 persen pada Februari. Inflasi inti yang mengecualikan volatile food dan harga bahan bakar naik 1,5 persen on-year Maret, dibandingkan dengan kenaikan 1,3 persen pada Februari.
Penurunan harga produk pertanian dan subsidi negara untuk penitipan anak diperluas membantu menarik indeks inflasi ke bawah. Angka itu jauh di bawah target inflasi bank sentral sebesar 2,5 menjadi 3,5 persen, membuka jalan bagi penurunan suku bunga.
Bank of Korea telah meninggalkan tingkat acuan pinjaman antar bank tidak berubah pada 2,75 persen sejak memotong 0,25 titik yang dibuat Oktober lalu.
Dilansir Times of Oman, Senin (1/4/2013), Badan Statistik Korea Selatan mengemukakan, Indeks harga konsumen (CPI) untuk Maret naik 1,3 persen dari tahun lalu - lebih lambat 1,4 persen yang dilaporkan pada Februari, dan pertumbuhan on-year sejak Agustus lalu.
Pun, indeks turun 0,2 persen dari bulan sebelumnya, dibandingkan dengan kenaikan bulanan 0,3 persen pada Februari. Inflasi inti yang mengecualikan volatile food dan harga bahan bakar naik 1,5 persen on-year Maret, dibandingkan dengan kenaikan 1,3 persen pada Februari.
Penurunan harga produk pertanian dan subsidi negara untuk penitipan anak diperluas membantu menarik indeks inflasi ke bawah. Angka itu jauh di bawah target inflasi bank sentral sebesar 2,5 menjadi 3,5 persen, membuka jalan bagi penurunan suku bunga.
Bank of Korea telah meninggalkan tingkat acuan pinjaman antar bank tidak berubah pada 2,75 persen sejak memotong 0,25 titik yang dibuat Oktober lalu.
(dmd)