KAI: KA ekonomi dan Commuter Line harus satu kelas
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Utama PT KAI Commuter Jakarta (KCJ), Tri Handoyo mengatakan, antara Commuter Line dengan kereta ekonomi harus dijadikan satu kelas. Hal ini agar tidak ada diskriminasi dan semua orang mendapatkan fasilitas yang sama.
"Kereta ekonomi bayar Rp2.000 tapi taruhannya nyawa, kondisinya tidak layak. Sebab itu, harus dijadikan satu kelas agar semua orang dapat fasilitas yang sama," ujarnya dalam diskusi yang diselenggarakan di hotel Grand Cempaka, Jakarta, Senin (1/4/2013).
Menurut Tri, di Singapura dan Jepang sudah tidak ada perbedaan kelas. "Karena perjalanannya cepat, frekuensinya tinggi. sehingga tidak ada perbedaan (ekonomi dan Commuter Line)," ujarnya.
KAI sudah berbicara dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menghilangkan kelas ekonomi, tetapi mekanisme dalam pemberian subsidi yang tepat, membutuhkan waktu yang panjang.
"Kita sudah ngomong ke Kemenhub untuk menghilangkan ekonomi, cuma problemnya kita harus lama menunggu mekanisme subsidi yang tepat dari pemerintah. Apabila dananya banyak kasih subsidi untuk semua, tapi apabila tidak ada kita berikan secara tepat sasaran," terang Tri.
"Di satu sisi, kita harus survive untuk beli kereta lagi, di sisi lain kita harus memikirkan masyarakat," tambahnya.
"Kereta ekonomi bayar Rp2.000 tapi taruhannya nyawa, kondisinya tidak layak. Sebab itu, harus dijadikan satu kelas agar semua orang dapat fasilitas yang sama," ujarnya dalam diskusi yang diselenggarakan di hotel Grand Cempaka, Jakarta, Senin (1/4/2013).
Menurut Tri, di Singapura dan Jepang sudah tidak ada perbedaan kelas. "Karena perjalanannya cepat, frekuensinya tinggi. sehingga tidak ada perbedaan (ekonomi dan Commuter Line)," ujarnya.
KAI sudah berbicara dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menghilangkan kelas ekonomi, tetapi mekanisme dalam pemberian subsidi yang tepat, membutuhkan waktu yang panjang.
"Kita sudah ngomong ke Kemenhub untuk menghilangkan ekonomi, cuma problemnya kita harus lama menunggu mekanisme subsidi yang tepat dari pemerintah. Apabila dananya banyak kasih subsidi untuk semua, tapi apabila tidak ada kita berikan secara tepat sasaran," terang Tri.
"Di satu sisi, kita harus survive untuk beli kereta lagi, di sisi lain kita harus memikirkan masyarakat," tambahnya.
(izz)