Pembatasan BBM bersubsidi segera diterapkan
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan dua pekan kedepan seluruh mobil pribadi di Jabodetabek tidak boleh membeli bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium. Artinya, pembatasan BBM bersubsidi akan diterapkan pada pertengahan bulan ini.
Direktur BBM BPH Migas, Djoko Siswanto mengatakan, setelah penerapan larangan mobil pribadi menggunakan premium di Jabodetabek sukses, maka akan diperluas ke wilayah Jawa dan Bali hingga ke daerah pelosok.
“Jadi semua mobil plat hitam kecuali motor tidak boleh lagi menggunakan premium,” kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta Selasa (2/4/2013).
Selain itu, lanjut dia, pembatasan juga diterapkan untuk para pengguna BBM bersubsidi jenis solar. Menurut Djoko, implementasi tersebut hanya menunggu keputusan dari Menteri ESDM Jero Wacik sepulang menghadiri Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Bali.
Sementara Gubernur Bank Indonesia (BI) terpilih, Agus Martowardojo sebelumnya mengemukakan, subsidi energi harus terus diperhatikan dan volume BBM bersubsidi harus dapat dikendalikan.
"Subsidi energi kita tahu bahwa cenderung meningkat dan paling utama adalah bahwa volume BBM subsidi itu dapat terkendali," ujarnya.
Agus mengetahui bahwa Kementerian ESDM, Pertamina, serta SKK Migas akan melakukan upaya penghematan dan pengendalian, namun usaha tersebut belum cukup. Menurutnya, konversi BBM ke gas dan pembatasan BBM bersubsidi adalah solusi lebih konkret yang dapat dilaksanakan sekarang ini.
Direktur BBM BPH Migas, Djoko Siswanto mengatakan, setelah penerapan larangan mobil pribadi menggunakan premium di Jabodetabek sukses, maka akan diperluas ke wilayah Jawa dan Bali hingga ke daerah pelosok.
“Jadi semua mobil plat hitam kecuali motor tidak boleh lagi menggunakan premium,” kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta Selasa (2/4/2013).
Selain itu, lanjut dia, pembatasan juga diterapkan untuk para pengguna BBM bersubsidi jenis solar. Menurut Djoko, implementasi tersebut hanya menunggu keputusan dari Menteri ESDM Jero Wacik sepulang menghadiri Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Bali.
Sementara Gubernur Bank Indonesia (BI) terpilih, Agus Martowardojo sebelumnya mengemukakan, subsidi energi harus terus diperhatikan dan volume BBM bersubsidi harus dapat dikendalikan.
"Subsidi energi kita tahu bahwa cenderung meningkat dan paling utama adalah bahwa volume BBM subsidi itu dapat terkendali," ujarnya.
Agus mengetahui bahwa Kementerian ESDM, Pertamina, serta SKK Migas akan melakukan upaya penghematan dan pengendalian, namun usaha tersebut belum cukup. Menurutnya, konversi BBM ke gas dan pembatasan BBM bersubsidi adalah solusi lebih konkret yang dapat dilaksanakan sekarang ini.
(rna)