SPBU Pertamina segera dipasang alat pemantau BBM

Selasa, 02 April 2013 - 17:50 WIB
SPBU Pertamina segera dipasang alat pemantau BBM
SPBU Pertamina segera dipasang alat pemantau BBM
A A A
Sindonews.com - Seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik PT Pertamina (persero) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) akan dipasang peralatan teknologi informasi (IT) untuk mencatat jumlah pengeluaran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Vice President Corporate Pertamina, Ali Mundakir menjelaskan, sistem ini memungkinkan masing-masing nozzle diatur sesuai kebijakan pemerintah, sehingga mencapai jumlah konsumsi yang ditetapkan per kendaraan, nozzle otomatis tidak mengeluarkan BBM.

“Jadi perlu dibedakan antara RFID (Radio Frequency Identification) dengan pembatasan BBM subsidi. Kalau RFID ini mencatat semua pengeluaran per pompa SPBU dan nantinya dijadikan dasar audit BPK untuk membayar subsidi kepada Pertamina,” jelasnya.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Edy Hermantoro mengatakan, pemerintah berencana membatasi konsumsi BBM bersubsidi mulai Juli nanti. Pembatasan dilakukan setelah Pertamina merampungkan pemasangan teknologi informasi untuk mengendalikan distribusi BBM bersubsidi.

Menurutnya, pembatasan ini bukan berarti melarang satu jenis kendaraan tertentu untuk mengkonsumsi BBM bersubsidi. Pembatasan dilakukan hanya untuk mengendalikan besaran konsumsi BBM bersubsidi oleh kendaraan dalam batas wajar. Volume yang menjadi batasan wajar nantinya akan berbeda setiap jenis kendaraan, yaitu pribadi, umum, dan niaga.

“Misalkan, kendaraan tertentu memakai BBM bersubsidi 20–30 liter per hari. Kalau pembeliannya melebih batas yang ditetapkan, maka secara otomatis nozzle di SPBU akan mati,” jelasnya.

Pemerintah memperkirakan konsumsi BBM bersubsidi sepanjang tahun ini akan mencapai 48,39 juta kiloliter atau 2,38 juta kiloliter di atas target APBN sebesar 46,01 juta kiloliter. Perkiraan ini dengan asumsi adanya program penghematan yang menekan konsumsi sebesar 1,26 juta kiloliter.

Sementara, konsumsi BBM bersubsidi tanpa adanya penghematan diperkirakan mencapai 49,65 juta kiloliter yaitu premium 31,64 juta kiloliter, minyak tanah 1,2 juta kiloliter, dan solar 16,99 juta kiloliter. Perhitungan ini berdasarkan realisasi konsumsi selama dua tahun terakhir, rincinya 41,79 juta kiloliter pada 2011 dan 45,27 juta kiloliter pada 2012.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8360 seconds (0.1#10.140)