Garap pariwisata, Telkom kembangkan Bandung Diso
A
A
A
Sindonews.com - PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Regional Jawa Barat (Jabar) berencana menggarap sektor pariwisata di kawasan Bandung dengan mengembangkan Bandung Digital Society (Bandung Diso).
General Manajer PT Telekomunikasi Indonesia Regional Jabar, Binuri mengatakan, konsep Digital Sociaty telah sukses dikembangkan Telkom di Bali. Konsep ini memberikan kemudahan akses komunikasi wisatawan terhadap sejumlah destinasi wisata dan insfrastruktur pendukung.
"Telkom baru mengembangkan Diso di Bali. Dan, kami akan mengadopsi konsep tersebut untuk dikembangkan di Bandung," jelas Binuri, yang juga membawahi wilayah Barat dan Tengah saat menggelar jumpa pers media tour di Bali, Jumat (5/4/2013).
Dia memastikan, Bandung Diso mulai dibangun pada 2013. Saat ini, Telkom telah mempersiapkan sisi insfrastruktur serta mendata program fiber optik dan wifi di kawasan Bandung. Telkom menargetkan, akhir 2013 Bandung Diso mulai digunakan pelaku pariwisata di Bandung.
Menurutnya, salah satu konsep Bandung Diso yaitu membuat jaringan fiber optik dengan hotel melati dan bintang satu. Jaringan tersebut akan didukung aplikasi yang mempermudah wisatawan dalam memesan kamar. Mereka bisa memesan kamar sejak jauh hari melalui jaringan internet. Selama ini, akses komunikasi dengan hotel melati cenderung sulit.
"Di Bandung, jumlah hotel melati cukup banyak. Ini yang akan kita fasilitasi. Sehingga, memudahkan pelaku pariwisata dari kedua belah pihak," ujarnya.
Di Bandung, lanjut dia, ada sekitar 200-250 hotel melati. Hotel tersebut tersebar di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, dan Bandung Barat. Selain terhubung dengan hotel melati dan bintang satu, Bandung Diso akan terhubung dengan destinasi wisata. Misalnya faktory outlet, distro, dan cafe.
Saat ini, Telkom telah menjalin komunikasi dengan asosiasi FO untuk menerapkan konsep tersebut. Juga destinasi wisata indoor dan outdoor lainnya. "Untuk realisasinya, kami tinggal menunggu acc dari Gubernur dan Walikota Bandung," imbuhnya.
Binuri mengatakan, pemilihan Bandung untuk pengembangan Diso tak lepas dari kedudukan Bandung sebagai kota pariwisata. Selain Bali, Bandung juga memiliki daya tarik pariwisata fesyen, kuliner, dan tempat wisata lainnya.
Operational Manajer PT Telekomunikasi Indonesia wilayah Jabar, Asep Tatang mengatakan, program Bandung Diso merupakan penjabaran dari program Wifi dan penggantian serat optik yang saat ini sedang di galakkan Telkom sampai ke tingkat rumah tangga.
Saat ini, Telkom telah mulai mengganti insfrastruktur telepon rumah dari jaringan fix line menjadi broadband. Upaya tersebut, untuk memodernisasi jaringan telepon di Indonesia. Jaringan tersebut juga memungkinkan akses triple play. Menggunakan jaringan optikal network terminal tersebut dapat mengakses telepon, intrnet, dan grovia TV.
Dia mengungkapkan, PT Telkom menargetkan dapat mengganti 600 ribu pelanggan telpon rumah di wilayah Jabar. Jumlah pelanggan telepon rumah di Jabar mencapai 800 ribu pelanggan. Lebih dari 200 ribu pelanggan sudah mengakses jaringan broadband.
General Manajer PT Telekomunikasi Indonesia Regional Jabar, Binuri mengatakan, konsep Digital Sociaty telah sukses dikembangkan Telkom di Bali. Konsep ini memberikan kemudahan akses komunikasi wisatawan terhadap sejumlah destinasi wisata dan insfrastruktur pendukung.
"Telkom baru mengembangkan Diso di Bali. Dan, kami akan mengadopsi konsep tersebut untuk dikembangkan di Bandung," jelas Binuri, yang juga membawahi wilayah Barat dan Tengah saat menggelar jumpa pers media tour di Bali, Jumat (5/4/2013).
Dia memastikan, Bandung Diso mulai dibangun pada 2013. Saat ini, Telkom telah mempersiapkan sisi insfrastruktur serta mendata program fiber optik dan wifi di kawasan Bandung. Telkom menargetkan, akhir 2013 Bandung Diso mulai digunakan pelaku pariwisata di Bandung.
Menurutnya, salah satu konsep Bandung Diso yaitu membuat jaringan fiber optik dengan hotel melati dan bintang satu. Jaringan tersebut akan didukung aplikasi yang mempermudah wisatawan dalam memesan kamar. Mereka bisa memesan kamar sejak jauh hari melalui jaringan internet. Selama ini, akses komunikasi dengan hotel melati cenderung sulit.
"Di Bandung, jumlah hotel melati cukup banyak. Ini yang akan kita fasilitasi. Sehingga, memudahkan pelaku pariwisata dari kedua belah pihak," ujarnya.
Di Bandung, lanjut dia, ada sekitar 200-250 hotel melati. Hotel tersebut tersebar di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, dan Bandung Barat. Selain terhubung dengan hotel melati dan bintang satu, Bandung Diso akan terhubung dengan destinasi wisata. Misalnya faktory outlet, distro, dan cafe.
Saat ini, Telkom telah menjalin komunikasi dengan asosiasi FO untuk menerapkan konsep tersebut. Juga destinasi wisata indoor dan outdoor lainnya. "Untuk realisasinya, kami tinggal menunggu acc dari Gubernur dan Walikota Bandung," imbuhnya.
Binuri mengatakan, pemilihan Bandung untuk pengembangan Diso tak lepas dari kedudukan Bandung sebagai kota pariwisata. Selain Bali, Bandung juga memiliki daya tarik pariwisata fesyen, kuliner, dan tempat wisata lainnya.
Operational Manajer PT Telekomunikasi Indonesia wilayah Jabar, Asep Tatang mengatakan, program Bandung Diso merupakan penjabaran dari program Wifi dan penggantian serat optik yang saat ini sedang di galakkan Telkom sampai ke tingkat rumah tangga.
Saat ini, Telkom telah mulai mengganti insfrastruktur telepon rumah dari jaringan fix line menjadi broadband. Upaya tersebut, untuk memodernisasi jaringan telepon di Indonesia. Jaringan tersebut juga memungkinkan akses triple play. Menggunakan jaringan optikal network terminal tersebut dapat mengakses telepon, intrnet, dan grovia TV.
Dia mengungkapkan, PT Telkom menargetkan dapat mengganti 600 ribu pelanggan telpon rumah di wilayah Jabar. Jumlah pelanggan telepon rumah di Jabar mencapai 800 ribu pelanggan. Lebih dari 200 ribu pelanggan sudah mengakses jaringan broadband.
(izz)