Thailand akan lelang simpanan beras 7 juta ton
Thailand akan lelang simpanan beras 7 juta ton
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Perdagangan Thailand, Boonsong Teriyapirom berencana menjual sebanyak 7 juta metrik ton beras dari persediaan gudang negara untuk mendanai program pembelian gabah.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (5/4/2013), biji-bijian dari cadangan negara akan dijual kepada pemerintah asing melalui lelang untuk keperluan ekspor. Pemerintah China, Korea Selatan, Nigeria dan Afrika Selatan dilaporkan telah menunjukkan minatnya. Namun, mengenai kuantitas dan waktu lelang tergantung pada harga.
Stok di Thailand melonjak setelah Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mulai membeli beras petani pada 2011, guna memenuhi janji pemilu untuk meningkatkan pendapatan pedesaan.
Beras, makanan pokok setengah dari populasi dunia, telah jatuh 15 persen dari level tertinggi tiga tahun USD18,54 per 100 pounds pada September 2011 di Chicago, persediaan badan PBB Food & Agriculture Organization (FAO).
"Pertanyaan kuncinya adalah pada harga berapa pemerintah akan menjual," kata Concepcion Calpe, sekretaris FAO untuk persedian beras antar-pemerintah.
"Jika dijual melalui tender, harga harus secara substansial lebih rendah dari beras yang dibeli mengisyaratkan kerugian besar bagi pemerintah Thailand," tambahnya.
Menurut FAO, persediaan global naik 7,2 persen ke rekor 173,11 juta ton pada 2012-2013, sebagai denyut produksi konsumsi untuk musim kedelapan. Cadangan giling di Thailand dapat melompat 40 persen menjadi 18,2 juta ton pada 2013, perkiraan lembaga pada Februari.
Sementara menurut Departemen Perdagangan Thailand, ekspor beras negaranya anjlok 37 persen menjadi 6,73 juta ton pada tahun kalender lalu.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (5/4/2013), biji-bijian dari cadangan negara akan dijual kepada pemerintah asing melalui lelang untuk keperluan ekspor. Pemerintah China, Korea Selatan, Nigeria dan Afrika Selatan dilaporkan telah menunjukkan minatnya. Namun, mengenai kuantitas dan waktu lelang tergantung pada harga.
Stok di Thailand melonjak setelah Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mulai membeli beras petani pada 2011, guna memenuhi janji pemilu untuk meningkatkan pendapatan pedesaan.
Beras, makanan pokok setengah dari populasi dunia, telah jatuh 15 persen dari level tertinggi tiga tahun USD18,54 per 100 pounds pada September 2011 di Chicago, persediaan badan PBB Food & Agriculture Organization (FAO).
"Pertanyaan kuncinya adalah pada harga berapa pemerintah akan menjual," kata Concepcion Calpe, sekretaris FAO untuk persedian beras antar-pemerintah.
"Jika dijual melalui tender, harga harus secara substansial lebih rendah dari beras yang dibeli mengisyaratkan kerugian besar bagi pemerintah Thailand," tambahnya.
Menurut FAO, persediaan global naik 7,2 persen ke rekor 173,11 juta ton pada 2012-2013, sebagai denyut produksi konsumsi untuk musim kedelapan. Cadangan giling di Thailand dapat melompat 40 persen menjadi 18,2 juta ton pada 2013, perkiraan lembaga pada Februari.
Sementara menurut Departemen Perdagangan Thailand, ekspor beras negaranya anjlok 37 persen menjadi 6,73 juta ton pada tahun kalender lalu.
(dmd)
Explore More