Pengamat tolak pemberian kompensasi BLT

Senin, 08 April 2013 - 17:44 WIB
Pengamat tolak pemberian...
Pengamat tolak pemberian kompensasi BLT
A A A
Sindonews.com - Pengamat energi dari Universitas Indonesia (UI) Kurtubi menentang keras jika kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dibarengi dengan pemberian kompensasi berupa bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat.

Jika opsi itu yang dipilih pemerintah, dia menilai, kental dengan unsur politis. “Kalau memang concern pada kemiskinan, dana disalurkan untuk infrastruktur daerah tertinggal,” kata dia di Jakarta, Senin (8/4/2013).

Menurut Kurtubi, dana tersebut sebaiknya dimanfaatkan untuk pembangunan jalan di pedesaan serta meningkatkan potensi pertanian nasional. “Sayang jika penghematan sebesar Rp75 triliun tidak produktif,” kata dia.

Kurtubi menuturkan, pemerintah SBY justru terkesan mengulur-ulur kajian kebijakan BBM, padahal justru efek dari lambatnya keputusan pemerintah menaikan harga BBM berdampak pada pemborosan anggaran. Tidak hanya itu, pembatasan BBM bagi mobil plat hitam justru membuat masyarakat terkena dampak kenaikan dua kali lipat. “Karena harga pertamax dua kali lipat dari subsidi,” kata dia.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto juga menilai, suatu keputusan yang telah terbukti tidak efektif adalah pembatasan konsumsi BBM bersubsidi oleh kendaraan dinas. Dari kegiatan ini, penghematan yang terjadi ternyata tidak signifikan.

Sementara penerapan Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pengendalian BBM Bersubsidi tidak cukup. Di sisi lain, pemerintah sempat melontarkan sejumlah opsi pengendalian BBM bersubsidi. “Opsi sederhana yang efektif untuk dilaksanakan adalah kenaikan harga,” tandasnya.

Ketika menanggapi kritikan itu, Edy justru menganggap hal itu merupakan opsi yang bisa dipertimbangkan pemerintah. “Kami saat ini sedang berkoordinasi dengan beberapa instansi menyiapkan opsi-opsi pengendalian termasuk dengan Pertamina dan akan kita laporkan ke pimpinan,” kata dia.

Seperti diketahui, pemerintah telah mengkaji penyelamatan anggaran subsidi BBM ini dengan Komite Ekonomi Nasional (KEN) dan BPH Migas serta menjalankan kegiatan pembatasan BBM bersubsidi bagi kendaraan dinas sejak tahun lalu.

Menurut data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), penghematan yang dihasilkan selama 2012 hanya 350 ribu kiloliter (kl) dari target 1,5 juta kl. Untuk tahun ini, target penghematan yang ditetapkan yaitu 2,3 juta kl.
(rna)
Berita Terkait
3 Jenis BBM Pertamina...
3 Jenis BBM Pertamina Naik, Intip Perbandingan Harga dengan Shell, Vivo dan BP
Pemanfaatan BBM Subsidi...
Pemanfaatan BBM Subsidi Selama Ini Dinilai Salahi Prinsip Keadilan
Kenaikan BBM Mendadak,...
Kenaikan BBM Mendadak, SPBU di Gunungkidul Pilih Tutup hingga Mesin Disesuaikan Harga
Harga BBM Naik, Isi...
Harga BBM Naik, Isi Tangki Full City Car Honda Brio Butuh Setengah Juta Rupiah
Kenaikan Harga BBM Dinilai...
Kenaikan Harga BBM Dinilai Tepat agar Subsidi Bisa Dialihkan untuk yang Berhak
Survei LSI: Mayoritas...
Survei LSI: Mayoritas Masyarakat Tidak Setuju Harga BBM Naik
Berita Terkini
BNI Pimpin Kredit Sindikasi...
BNI Pimpin Kredit Sindikasi Rp1,84 Triliun Bangun Pabrik Mobil Listrik VinFast di Subang
35 menit yang lalu
Sukses di Cianjur, Model...
Sukses di Cianjur, Model Kewirausahaan Kementan Dilirik Delegasi Internasional
1 jam yang lalu
United Tractors Tanggapi...
United Tractors Tanggapi Serius Soal Banjir Produk Alat Berat dari China
2 jam yang lalu
Gubernur Lemhannas Sebut...
Gubernur Lemhannas Sebut Tarif Trump Momentum Perkuat Ketahanan Ekonomi
3 jam yang lalu
Rhenald Kasali Mundur...
Rhenald Kasali Mundur dari Komut Pos Indonesia, Ini Sosok Penggantinya
4 jam yang lalu
Minggu Mager, Harga...
Minggu Mager, Harga Emas Antam Tetap di Rp1.965.000 per Gram
5 jam yang lalu
Infografis
Prabowo akan Luncurkan...
Prabowo akan Luncurkan BLT untuk Guru Honorer pada 2 Mei
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved