Industri perdagangan kekurangan tenaga sales
A
A
A
Sindonews.com - Kebutuhan sektor industri perdagangan terhadap tenaga kerja sales masih cukup besar, untuk meningkatkan penjualan ritel kepada masyarakat. Sayang, kebutuhan tersebut sulit terpenuhi karena minimnya sumberdaya yang tersedia.
Champion Sales Trainer, Dedy Budiman mengakui, kebutuhan industri terhadap tenaga sales masih cukup besar. Dalam satu industri perdagangan, satu tenaga kerja back office paling tidak membutuhkan supporting dari empat tenaga sales untuk melakukan penjualan langsung kepada masyarakat.
"Industri di Indonesia masih membutuhkan jutaan tenaga sales. Terutama industri besar seperti otomotif dan perdagangan lainnya," kata Dedy di sela-sela grand launching Komunitas Sales Indonesia (Komisi) Jawa Barat (Jabar) di Kota Bandung, Selasa (9/4/2013).
Sebagai perbandingan, lanjut dia, dari 11 perusahaan sekitar 10 perusahan saat ini dalam posisi kekurangan tenaga sales. Hampir sebagian besar perusahaan, kekurangan tenaga sales. Padahal, mereka membutuhkan ketersediaan tenaga sales untuk meningkatkan penjualan. Sales menjadi ujung tombak keberhasilan cash flow perusahaan.
"Sayangnya, ketersediaan sumberdaya manusia pada bidang sales, dalam hal ini sales profesional, masih sangat sedikit. Profesi sales, selama ini dipandang sebelah mata. Hanya sebagian kecil masyarakat dan lulusan perguruan tinggi yang mau menekuni profesi tersebut. Padahal, dari sisi income, peluang tenaga sales mendapat penghasilan lebih besar, sangat terbuka lebar," terang dia.
Dedy juga menyayangkan pemerintah yang hanya menekankan tumbuhnya wirausaha baru. Padahal, untuk menjadi entrepreneur, membutuhkan modal tidak sedikit. Semestinya, lanjut dia, pemerintah memberi perhatian terhadap peningkatkan kualitas SDM pada bidang sales. Karena, bidang ini menjadi ujung tombak penjualan.
Champion Sales Trainer, Dedy Budiman mengakui, kebutuhan industri terhadap tenaga sales masih cukup besar. Dalam satu industri perdagangan, satu tenaga kerja back office paling tidak membutuhkan supporting dari empat tenaga sales untuk melakukan penjualan langsung kepada masyarakat.
"Industri di Indonesia masih membutuhkan jutaan tenaga sales. Terutama industri besar seperti otomotif dan perdagangan lainnya," kata Dedy di sela-sela grand launching Komunitas Sales Indonesia (Komisi) Jawa Barat (Jabar) di Kota Bandung, Selasa (9/4/2013).
Sebagai perbandingan, lanjut dia, dari 11 perusahaan sekitar 10 perusahan saat ini dalam posisi kekurangan tenaga sales. Hampir sebagian besar perusahaan, kekurangan tenaga sales. Padahal, mereka membutuhkan ketersediaan tenaga sales untuk meningkatkan penjualan. Sales menjadi ujung tombak keberhasilan cash flow perusahaan.
"Sayangnya, ketersediaan sumberdaya manusia pada bidang sales, dalam hal ini sales profesional, masih sangat sedikit. Profesi sales, selama ini dipandang sebelah mata. Hanya sebagian kecil masyarakat dan lulusan perguruan tinggi yang mau menekuni profesi tersebut. Padahal, dari sisi income, peluang tenaga sales mendapat penghasilan lebih besar, sangat terbuka lebar," terang dia.
Dedy juga menyayangkan pemerintah yang hanya menekankan tumbuhnya wirausaha baru. Padahal, untuk menjadi entrepreneur, membutuhkan modal tidak sedikit. Semestinya, lanjut dia, pemerintah memberi perhatian terhadap peningkatkan kualitas SDM pada bidang sales. Karena, bidang ini menjadi ujung tombak penjualan.
(izz)