Solar masih langka di Solo
A
A
A
Sindonews.com - Meski telah terjadi beberapa pekan, namun krisis bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar masih langka. Akibatnya, truk angkutan ekspedisi sulit melanjutkan operasionalnya.
Seperti yang terjadi di Solo, Jawa Tengah kelangkaan BBM jenis solar masih terjadi hampir di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) lantaran sudah tidak ada pasokan solar dari Pertamina. Jika ada, maka stoknya dibatasi.
Imbas dari langkanya solar di daerah tersebut, para pelaku usaha pengiriman barang atau usaha ekspedisi terpaksa memarkir truknya di terminal angkutan barang, kawasan Pedaringan karena tak memperoleh jatah solar bersubsidi.
Minimnya persediaan solar bersubsidi di sejumlah SPBU mengakibatkan para pengemudi truk ekspedisi kesulitan memperoleh bahan bakar. Kalau pun ada, jumlah pembeliannya dibatasi dan tak sesuai dengan kebutuhan. Alhasil, armada terpaksa berhenti beroperasi dan memberi pengaruh terhadap pendapatan mereka.
Salah satu supir truk ekspedisi, Suparjo mengaku, sudah tiga hari truk ekspedisinya tidak beroperasi. "Sudah tiga hari ini truk mangkrak, padahal muatan sudah siap dikirim," ujarnya di Solo, Rabu (10/4/2013).
Kendati demikian, berbagai upaya dilakukan para supir truk ekspedisi tersebut agar bisa kembali beroperasi. Supir truk ekspedisi lainnya, Tono mengatakan, terpaksa menyiasati kondisi ini dengan berputar-putar keliling Solo dan sekitarnya menggunakan motor untuk mengecek SPBU yang masih memiliki stok solar.
"Tapi karena menunggu antrian justru solar habis terjual. Bahkan, untuk mendapatkan 10 liter solar harus mengeluarkan uang tambahan karena membeli pulsa menelpon supir lainnya untuk mendapat informasi solar di SPBU," tutur dia.
Karena itu, mereka berharap kepada pemerintah agar persoalan kelangkaan solar bersubsidi di Solo dapat segera teratasi, sehingga kerugian yang dialami tidak makin besar.
Seperti yang terjadi di Solo, Jawa Tengah kelangkaan BBM jenis solar masih terjadi hampir di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) lantaran sudah tidak ada pasokan solar dari Pertamina. Jika ada, maka stoknya dibatasi.
Imbas dari langkanya solar di daerah tersebut, para pelaku usaha pengiriman barang atau usaha ekspedisi terpaksa memarkir truknya di terminal angkutan barang, kawasan Pedaringan karena tak memperoleh jatah solar bersubsidi.
Minimnya persediaan solar bersubsidi di sejumlah SPBU mengakibatkan para pengemudi truk ekspedisi kesulitan memperoleh bahan bakar. Kalau pun ada, jumlah pembeliannya dibatasi dan tak sesuai dengan kebutuhan. Alhasil, armada terpaksa berhenti beroperasi dan memberi pengaruh terhadap pendapatan mereka.
Salah satu supir truk ekspedisi, Suparjo mengaku, sudah tiga hari truk ekspedisinya tidak beroperasi. "Sudah tiga hari ini truk mangkrak, padahal muatan sudah siap dikirim," ujarnya di Solo, Rabu (10/4/2013).
Kendati demikian, berbagai upaya dilakukan para supir truk ekspedisi tersebut agar bisa kembali beroperasi. Supir truk ekspedisi lainnya, Tono mengatakan, terpaksa menyiasati kondisi ini dengan berputar-putar keliling Solo dan sekitarnya menggunakan motor untuk mengecek SPBU yang masih memiliki stok solar.
"Tapi karena menunggu antrian justru solar habis terjual. Bahkan, untuk mendapatkan 10 liter solar harus mengeluarkan uang tambahan karena membeli pulsa menelpon supir lainnya untuk mendapat informasi solar di SPBU," tutur dia.
Karena itu, mereka berharap kepada pemerintah agar persoalan kelangkaan solar bersubsidi di Solo dapat segera teratasi, sehingga kerugian yang dialami tidak makin besar.
(rna)