Pasar apartemen dan landed house bersaing di Depok
A
A
A
Sindonews.com - Geliat pertumbuhan sektor properti di Depok, Jawa Barat (Jabar), berkembang pesat. Para pengusaha properti terus berinovasi mengeluarkan terobosan produk untuk menarik minat konsumen.
Salah satu pengusaha properti yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Depok, Wing Iskandar mengakui bahwa saat ini terdapat persaingan tajam antara pembangunan apartemen dan rumah horizontal (landed house). Namun, penjualan masih lebih laris untuk rumah jenis landed house.
"Jadi begini, tren properti di Depok saat ini ada dua persaingan, yakni properti vertikal seperti apartemen, dan juga landed house atau rumah yang ada tanahnya," ujarnya di Depok, Kamis (11/4/2013).
Meski demikian, Wing mengakui harga tanah di Depok saat ini semakin mahal dan naik terus. Rumah dengan tipe 45 dan luas tanah 100 meter paling laku. "Tipe-tipe segitu yang laku. Harganya di atas Rp200 juta sampai Rp275 juta," ujarnya.
Wing menjelaskan, banyak juga konsumen yang membeli rumah dengan sistem pindah kredit (over credit). Untuk rumah second, lanjutnya, masih bisa ditemukan di bawah Rp200 juta untuk tipe kecil.
"Namun persaingan ini tidak membuat pelaku properti landed house tergusur. Sebab berbeda segmennya. Kalau apartemen lebih dipakai mahasiswa dan menengah ke atas, sementara landed house lebih diminati keluarga baru dengan penghasilan Rp5 juta sampai Rp7 juta per bulan," pungkas dia.
Salah satu pengusaha properti yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Depok, Wing Iskandar mengakui bahwa saat ini terdapat persaingan tajam antara pembangunan apartemen dan rumah horizontal (landed house). Namun, penjualan masih lebih laris untuk rumah jenis landed house.
"Jadi begini, tren properti di Depok saat ini ada dua persaingan, yakni properti vertikal seperti apartemen, dan juga landed house atau rumah yang ada tanahnya," ujarnya di Depok, Kamis (11/4/2013).
Meski demikian, Wing mengakui harga tanah di Depok saat ini semakin mahal dan naik terus. Rumah dengan tipe 45 dan luas tanah 100 meter paling laku. "Tipe-tipe segitu yang laku. Harganya di atas Rp200 juta sampai Rp275 juta," ujarnya.
Wing menjelaskan, banyak juga konsumen yang membeli rumah dengan sistem pindah kredit (over credit). Untuk rumah second, lanjutnya, masih bisa ditemukan di bawah Rp200 juta untuk tipe kecil.
"Namun persaingan ini tidak membuat pelaku properti landed house tergusur. Sebab berbeda segmennya. Kalau apartemen lebih dipakai mahasiswa dan menengah ke atas, sementara landed house lebih diminati keluarga baru dengan penghasilan Rp5 juta sampai Rp7 juta per bulan," pungkas dia.
(izz)