Peserta APEC diajak nggowes dan makan rujak cinggur
A
A
A
Sindonews.com - Peserta Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2013 tak hanya berada di dalam ruangan untuk memikirkan persoalan ekonomi global. Mereka mulai diajak nggowes keliling Surabaya dan makan rujak cinggur.
Di sela-sela kesibukan rapat, para delegasi 21 negara bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berbaur dengan warga Kota Pahlawan untuk menyusuri sejumlah ruas jalan di Kota Pahlawan. Hadir juga beberapa petinggi Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia (RI).
“Kegiatan ini untuk menyinergikan kegiatan rutin pemkot dengan agenda internasional. Para delegasi APEC mengaku sangat terkesan karena bisa bersepeda dalam program car free day (CFD), jadi tidak hanya sekadar relaksasi, tetapi juga diisi aktivitas lain seperti musik dan senam,” ujar Kabag Kerjasama Kota Surabaya Ifron Hadi, Minggu (14/4/2013).
Ia melanjutkan, kegiatan CFD ini tidak hanya penting untuk mengurangi gas beracun yang berasal dari kendaraan bermotor, tetapi juga memberikan input bagi daerah-daerah lain untuk memperhatikan aspek lingkungan.
Delegasi dari Australia Sonia Bradley mengaku terkesan dengan acara nggowes bersama. Sonia yang menyatakan akan kembali ke negaranya pada Minggu (14/4/2013) malam, menyebut bisa berkesempatan nggowes bareng dengan Wali Kota Surabaya dan delegasi APEC lainnya, adalah momen terbaik yang pernah dialaminya.
“Saya akan kembali ke Australia malam nanti. Tetapi saya merasa beruntung berkesempatan terlibat dalam Sunday Cycling di Surabaya,” ujar Sonia.
Sementara Zhang Hang, delegasi dari China mengaku kaget jika CFD di Surabaya ternyata sangat diminati warga Kota Pahlawan. Dia tidak menyangka bila sepanjang jalan yang menjadi tempat CFD, dipadati warga.
“Saya terkesan. Masyarakat di sini sangat aktif berolahraga. Nampaknya, bersepeda di sini sudah menjadi gaya hidup,” ujar Zhang Hang.
Program nggowes Sunday Cycing ini start dari Balai Kota, kemudian menuju Jalan Pemuda, berlanjut ke monument Bambu Runcing di Jalan Panglima Sudirman, dan terus melaju ke Taman Bungkul. Dari Taman Bungkul, peserta nggowes kemudian putar balik ke arah Jalan Raya Darmo, untuk kembali ke Balai Kota Surabaya dengan melintasi Jalan Basuki Rahmad, Jalan Embong Malang dan Jalan Praban. Mereka menempuh rute sepanjang 11 kilometer. Sementara sepeda bagi para delegasi APEC, disediakan oleh pemkot.
Selain nggowes bersama, para delegasi APEC juga mencicipi semua masakan khas Surabaya dalam Tunjungan Street tadi malam. Jalan Tunjungan yang menjadi saksi sejarah perjuangan di Indonesia ingin dikenalkan pada peserta APEC.
Makanya, akan ada sejumlah stan budaya dan kuliner khas Surabaya yang berjajar di Jalan Tunjungan. Mulai dari Lontong Balap, Rujak Cingur, Rawon, hingga Semanggi Suroboyo. Tak ketinggalan, aneka minuman seperti sinom, beras kencur, sirup rosela, es sarang burung, serta sejumlah minuman dan camilan lainnya.
Kepala Dinas Pariwisata Wiwiek Widayati menuturkan, stan kuliner akan diisi oleh asosiasi restoran dan juga rumah makan. Sementara stan handycraft dan makanan rakyat diisi oleh UKM binaan dari Dinas Koperasi dan UKM.
“Sekaligus mengenalkan banyak kebudayaan Surabaya dan berbagai jenis kuliner yang bisa dikenang terus oleh peserta APEC,” katanya.
Di sela-sela kesibukan rapat, para delegasi 21 negara bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berbaur dengan warga Kota Pahlawan untuk menyusuri sejumlah ruas jalan di Kota Pahlawan. Hadir juga beberapa petinggi Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia (RI).
“Kegiatan ini untuk menyinergikan kegiatan rutin pemkot dengan agenda internasional. Para delegasi APEC mengaku sangat terkesan karena bisa bersepeda dalam program car free day (CFD), jadi tidak hanya sekadar relaksasi, tetapi juga diisi aktivitas lain seperti musik dan senam,” ujar Kabag Kerjasama Kota Surabaya Ifron Hadi, Minggu (14/4/2013).
Ia melanjutkan, kegiatan CFD ini tidak hanya penting untuk mengurangi gas beracun yang berasal dari kendaraan bermotor, tetapi juga memberikan input bagi daerah-daerah lain untuk memperhatikan aspek lingkungan.
Delegasi dari Australia Sonia Bradley mengaku terkesan dengan acara nggowes bersama. Sonia yang menyatakan akan kembali ke negaranya pada Minggu (14/4/2013) malam, menyebut bisa berkesempatan nggowes bareng dengan Wali Kota Surabaya dan delegasi APEC lainnya, adalah momen terbaik yang pernah dialaminya.
“Saya akan kembali ke Australia malam nanti. Tetapi saya merasa beruntung berkesempatan terlibat dalam Sunday Cycling di Surabaya,” ujar Sonia.
Sementara Zhang Hang, delegasi dari China mengaku kaget jika CFD di Surabaya ternyata sangat diminati warga Kota Pahlawan. Dia tidak menyangka bila sepanjang jalan yang menjadi tempat CFD, dipadati warga.
“Saya terkesan. Masyarakat di sini sangat aktif berolahraga. Nampaknya, bersepeda di sini sudah menjadi gaya hidup,” ujar Zhang Hang.
Program nggowes Sunday Cycing ini start dari Balai Kota, kemudian menuju Jalan Pemuda, berlanjut ke monument Bambu Runcing di Jalan Panglima Sudirman, dan terus melaju ke Taman Bungkul. Dari Taman Bungkul, peserta nggowes kemudian putar balik ke arah Jalan Raya Darmo, untuk kembali ke Balai Kota Surabaya dengan melintasi Jalan Basuki Rahmad, Jalan Embong Malang dan Jalan Praban. Mereka menempuh rute sepanjang 11 kilometer. Sementara sepeda bagi para delegasi APEC, disediakan oleh pemkot.
Selain nggowes bersama, para delegasi APEC juga mencicipi semua masakan khas Surabaya dalam Tunjungan Street tadi malam. Jalan Tunjungan yang menjadi saksi sejarah perjuangan di Indonesia ingin dikenalkan pada peserta APEC.
Makanya, akan ada sejumlah stan budaya dan kuliner khas Surabaya yang berjajar di Jalan Tunjungan. Mulai dari Lontong Balap, Rujak Cingur, Rawon, hingga Semanggi Suroboyo. Tak ketinggalan, aneka minuman seperti sinom, beras kencur, sirup rosela, es sarang burung, serta sejumlah minuman dan camilan lainnya.
Kepala Dinas Pariwisata Wiwiek Widayati menuturkan, stan kuliner akan diisi oleh asosiasi restoran dan juga rumah makan. Sementara stan handycraft dan makanan rakyat diisi oleh UKM binaan dari Dinas Koperasi dan UKM.
“Sekaligus mengenalkan banyak kebudayaan Surabaya dan berbagai jenis kuliner yang bisa dikenang terus oleh peserta APEC,” katanya.
(gpr)