SBDK akan diturunkan agar terjangkau UMKM
A
A
A
Sindonews.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Bidang Moneter, Perry Warjiyo mengungkapkan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sulit menikmati kredit perbankan jika mengharapkan dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Perry membandingkan perkembangan suku bunga saat ini antara bank umum dan BPR sangat jauh berbeda. BPR, jaringannya lebih kecil, yang membuat perhitungan risiko dan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) lebih sulit.
"Bank Umum memiliki skala bisnis dan mampu memobilisasi bunga yang besar. Itu menurunkan biaya overhead mereka. Bank besar juga biasanya lebih mudah menganalisis risiko premier mereka sendiri," ujarnya di hotel Sahid, Jakarta, Rabu (17/4/2013).
Perry menambahkan, tingginya SBDK di perbankan pada kisaran 23 sampai 30 persen membuat UMKM belum bisa menjangkau kredit perbankan.
"Namun diharapkan bisa turun ke level 20 persen. Dengan SBDK 20 persen ini UMKM dapat menikmati kredit perbankan, tanpa dibebani dengan suku bunga tinggi karena variasi mengecil dan jangkauan UMKM dapat lebih luas lagi," tutupnya.
Perry membandingkan perkembangan suku bunga saat ini antara bank umum dan BPR sangat jauh berbeda. BPR, jaringannya lebih kecil, yang membuat perhitungan risiko dan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) lebih sulit.
"Bank Umum memiliki skala bisnis dan mampu memobilisasi bunga yang besar. Itu menurunkan biaya overhead mereka. Bank besar juga biasanya lebih mudah menganalisis risiko premier mereka sendiri," ujarnya di hotel Sahid, Jakarta, Rabu (17/4/2013).
Perry menambahkan, tingginya SBDK di perbankan pada kisaran 23 sampai 30 persen membuat UMKM belum bisa menjangkau kredit perbankan.
"Namun diharapkan bisa turun ke level 20 persen. Dengan SBDK 20 persen ini UMKM dapat menikmati kredit perbankan, tanpa dibebani dengan suku bunga tinggi karena variasi mengecil dan jangkauan UMKM dapat lebih luas lagi," tutupnya.
(gpr)