IMF-Bank Dunia akan bahas pertumbuhan ekonomi G20
A
A
A
Sindonews.com - Kekhawatiran perlambatan pertumbuhan dan potensi turbulensi dari banjir likuiditas global akan menjadi fokus pembicaraan dalam pertemuan musim semi di Washington, AS, antara bank sentral dan menteri keuangan kelompok 20 (G20) dengan IMF dan Bank Dunia.
Seperti dilansir dari Global Post, Kamis (18/4/2013), mereka menyatakan tidak akan ada krisis seperti tahun lalu - ketika ada ketakutan zona euro akan pecah dan ekonomi AS dipaksa kontraksi dengan penghematan ekstrim "jurang fiskal."
"Prospek global telah membaik kembali, tapi jalan menuju pemulihan di negara maju tetap akan bergelombang," kata IMF dalam World Economic Outlook minggu ini.
"Dalam jangka menengah, risiko utama berhubungan dengan kelelahan penyesuaian, reformasi lembaga, stagnasi berkepanjangan di zona euro. defisit fiskal yang tinggi serta utang di Amerika Serikat dan Jepang. Dalam pengaturan ini, pembuat kebijakan tidak bisa bersantai," lanjutnya.
IMF mengatakan, ekonomi berada pada pemulihan tiga kecepatan yang tidak sehat. Negara-negara berkembang tumbuh dengan mantap, AS dalam ekspansi lamban, dan Eropa stagnan.
"Mengingat keterkaitan yang kuat antara negara-negara, pemulihan tidak merata juga berbahaya. Dalam beberapa hal, perekonomian dunia selemah link keamanan," kata Kepala Ekonom IMF, Olivier Blanchard.
Seperti dilansir dari Global Post, Kamis (18/4/2013), mereka menyatakan tidak akan ada krisis seperti tahun lalu - ketika ada ketakutan zona euro akan pecah dan ekonomi AS dipaksa kontraksi dengan penghematan ekstrim "jurang fiskal."
"Prospek global telah membaik kembali, tapi jalan menuju pemulihan di negara maju tetap akan bergelombang," kata IMF dalam World Economic Outlook minggu ini.
"Dalam jangka menengah, risiko utama berhubungan dengan kelelahan penyesuaian, reformasi lembaga, stagnasi berkepanjangan di zona euro. defisit fiskal yang tinggi serta utang di Amerika Serikat dan Jepang. Dalam pengaturan ini, pembuat kebijakan tidak bisa bersantai," lanjutnya.
IMF mengatakan, ekonomi berada pada pemulihan tiga kecepatan yang tidak sehat. Negara-negara berkembang tumbuh dengan mantap, AS dalam ekspansi lamban, dan Eropa stagnan.
"Mengingat keterkaitan yang kuat antara negara-negara, pemulihan tidak merata juga berbahaya. Dalam beberapa hal, perekonomian dunia selemah link keamanan," kata Kepala Ekonom IMF, Olivier Blanchard.
(dmd)