Sepekan ini, IHSG naik 1,24%
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini mengalami kenaikan sebesar 61,25 poin atau 1,24 persen. Kenaikan ini melanjutkan pekan sebelumnya yang menguat 11,14 poin atau 0,23 persen.
"DBX masih belum dapat menghijau dengan menurun 0,40 persen. Sedangkan indeks utama lainnya menguat, dengan indeks JII naik 1,77 persen, IDX30 menguat 1,65 persen, LQ45 bertambah 1,54 persen," kata Kepala riset Trust Securities, Reza Priyambada dalam risetnya, Sabtu (20/4/2013).
Dia mengungkapkan, dari indeks sektoral bergerak variatif hanya tiga sektor yang melemah, yakni perkebunan menurun 1,85 persen, pertambangan terkoreksi 1,66 persen dan konsumer merosot 1,66 persen. Sementara sektor lainnya berhasil menguat.
IHSG sepanjang pekan ini berhasil mencetak rekor baru dua kali dan terakhir mencetak level psikologisnya di 5.000. Reza menjelaskan, IHSG pada awal pekan sempat terpleset ke zoa merah, namun pda hari berikutnya berhasil menguat dan menembus rekor baru sepanjang masa.
"Pencapaian luar biasa ini diiringi dengan masih adanya eskpektasi akan kinerja emiten kuartal I tahun ini yang akan lebih baik dari periode yang sama tahun sebelumnya dan masih adanya pemberitaan mengenai pembagian dividen dari para emiten. Padahal saat itu, pergerakan bursa saham regional sedang dalam pelemahan," tutur Reza.
Pergerakan anomali IHSG terjadi di pertengahan pekan. Begitu pun dengan laju di akhir pekan yang juga mengalami anomali, dimana saat bursa saham regional menguat, IHSG justru melemah terkena aksi profit taking.
"seperti yang kami katakan (dalam ulasan harian) akan adanya potensi pembalikan arah pasca new high record tercapai," imbuh dia.
Kendati demikian, asing selama sepekan ini masih mencatatkan nett buy senilai Rp475,97 miliar, naik dari sebelumnya nett sell Rp1,611 triliun.
Awal pekan ini, negatifnya laju IHSG setelah terimbas pelemahan bursa saham Amerika Serikat pasca rilis penurunan tidak terduga retail sales, harga komoditas, dan consumer sentiment. Begitu pun dengan bursa saham Asia yang juga tidak terlalu kondusif serta transaksi asing yang tercatat nett sell.
IHSG melanjutkan kenaikan pasca rilis naiknya housing start(MoM) dan turunnya inflasi AS serta rilis kinerja emiten-emiten AS yang melampaui estimasi pendapatan dan laba bersih. Di sisi lain, naiknya proyeksi pertumbuhan Asia Timur, terutama Jepang, oleh IMF mendorong hasrat pelaku pasar untuk melakukan aksi beli terhadap saham-saham yang telah terdiskon sebelumnya.
Sementara dari internal, banyaknya kabar positif dari para emiten yang merilis berita pembagian dividen; ekspektasi akan lebih baiknya rilis kinerja kuartal I/2013 dan masih adanya nett buy asing setidaknya dapat mengimbangi sentimen negatif dari belum jelasnya opsi dan mekanisme harga baru BBM.
"DBX masih belum dapat menghijau dengan menurun 0,40 persen. Sedangkan indeks utama lainnya menguat, dengan indeks JII naik 1,77 persen, IDX30 menguat 1,65 persen, LQ45 bertambah 1,54 persen," kata Kepala riset Trust Securities, Reza Priyambada dalam risetnya, Sabtu (20/4/2013).
Dia mengungkapkan, dari indeks sektoral bergerak variatif hanya tiga sektor yang melemah, yakni perkebunan menurun 1,85 persen, pertambangan terkoreksi 1,66 persen dan konsumer merosot 1,66 persen. Sementara sektor lainnya berhasil menguat.
IHSG sepanjang pekan ini berhasil mencetak rekor baru dua kali dan terakhir mencetak level psikologisnya di 5.000. Reza menjelaskan, IHSG pada awal pekan sempat terpleset ke zoa merah, namun pda hari berikutnya berhasil menguat dan menembus rekor baru sepanjang masa.
"Pencapaian luar biasa ini diiringi dengan masih adanya eskpektasi akan kinerja emiten kuartal I tahun ini yang akan lebih baik dari periode yang sama tahun sebelumnya dan masih adanya pemberitaan mengenai pembagian dividen dari para emiten. Padahal saat itu, pergerakan bursa saham regional sedang dalam pelemahan," tutur Reza.
Pergerakan anomali IHSG terjadi di pertengahan pekan. Begitu pun dengan laju di akhir pekan yang juga mengalami anomali, dimana saat bursa saham regional menguat, IHSG justru melemah terkena aksi profit taking.
"seperti yang kami katakan (dalam ulasan harian) akan adanya potensi pembalikan arah pasca new high record tercapai," imbuh dia.
Kendati demikian, asing selama sepekan ini masih mencatatkan nett buy senilai Rp475,97 miliar, naik dari sebelumnya nett sell Rp1,611 triliun.
Awal pekan ini, negatifnya laju IHSG setelah terimbas pelemahan bursa saham Amerika Serikat pasca rilis penurunan tidak terduga retail sales, harga komoditas, dan consumer sentiment. Begitu pun dengan bursa saham Asia yang juga tidak terlalu kondusif serta transaksi asing yang tercatat nett sell.
IHSG melanjutkan kenaikan pasca rilis naiknya housing start(MoM) dan turunnya inflasi AS serta rilis kinerja emiten-emiten AS yang melampaui estimasi pendapatan dan laba bersih. Di sisi lain, naiknya proyeksi pertumbuhan Asia Timur, terutama Jepang, oleh IMF mendorong hasrat pelaku pasar untuk melakukan aksi beli terhadap saham-saham yang telah terdiskon sebelumnya.
Sementara dari internal, banyaknya kabar positif dari para emiten yang merilis berita pembagian dividen; ekspektasi akan lebih baiknya rilis kinerja kuartal I/2013 dan masih adanya nett buy asing setidaknya dapat mengimbangi sentimen negatif dari belum jelasnya opsi dan mekanisme harga baru BBM.
(rna)