PDIP dukung pemerintah tak beri BLT
A
A
A
Sindonews.com – PDIP mendukung pemerintah untuk tidak memberikan bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kompensasi dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Menurut politikus PDIP, Ismayatun, jika pemerintah memberikan BLT, hal itu lebih didorong oleh faktor politik untuk pencitraan semata. “Kami juga tidak setuju dengan kompensasi yang semacam BLT ini karena tujuannya hanya pencitraan menjelang 2014. Tahun ini kan, tahun politik,” kata Ismayatun kepada Sindonews, Sabtu (20/4/2013).
Ismayatun menyarankan, jika pemerintah akan memberikan kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi, akan lebih baik jika disalurkan untuk sektor lain yang lebih bermanfaat, misalnya untuk jaminan sosial, perbaikan infrastruktur serta peningkatan kualitas transportasi umum.
“Kami menyarankan pemerintah, kalau ada kompensasi (kenaikan harga BBM bersubsidi) sebaiknya digunakan untuk membayar premi BPJS (Badan Pelaksana Jaminan Sosial) agar lebih bermanfaat untuk kesehatan masyarakat. Selain itu, juga bisa untuk pembangunan infrastruktur dan pembenahan transportasi umum,” ujarnya.
Di samping itu, Ismayatun menolak rakyat yang banyak menggunakan transportasi pribadi disebut sebagai penyebab bobolnya kuota subsidi BBM. Menurut dia, hal itu karena kondisi transportasi umum yang belum layak.
“Selama ini, kita lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi karena kondisi angkutan umum yang masih belum baik. Jadi, jangan cuma salahkan rakyat,” tandasnya.
Meski demikian, Ismayatun sepakat jika sistem kuota subsidi BBM sudah tidak relevan lagi saat ini mengingat pertumbuhan kendaraan makin tinggi. Sebelumnya, Menko Kesra Agung Laksono dan Menteri ESDM Jero Wacik sempat mewacanakan adanya kompensasi semacam BLT. Namun, pernyataan itu kemudian diralat dengan menyatakan bahwa pemerintah tidak akan memberikan BLT.
Seperti diketahui, pemerintah akan menerapkan kebijakan dual price BBM pada Mei mendatang dan persiapan mengenai harga akan rampung pada akhir bulan ini. Tiap SPBU akan menjual BBM bersubsidi dengan harga berbeda.
Sementara untuk mobil pribadi akan ada SPBU khusus yang melayani dengan harga Rp6.500 per liter. Sedangkan untuk sepeda motor dan angkutan umum disediakan SPBU yang menjual BBM subsidi dengan harga Rp4.500 per liter.
Menurut politikus PDIP, Ismayatun, jika pemerintah memberikan BLT, hal itu lebih didorong oleh faktor politik untuk pencitraan semata. “Kami juga tidak setuju dengan kompensasi yang semacam BLT ini karena tujuannya hanya pencitraan menjelang 2014. Tahun ini kan, tahun politik,” kata Ismayatun kepada Sindonews, Sabtu (20/4/2013).
Ismayatun menyarankan, jika pemerintah akan memberikan kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi, akan lebih baik jika disalurkan untuk sektor lain yang lebih bermanfaat, misalnya untuk jaminan sosial, perbaikan infrastruktur serta peningkatan kualitas transportasi umum.
“Kami menyarankan pemerintah, kalau ada kompensasi (kenaikan harga BBM bersubsidi) sebaiknya digunakan untuk membayar premi BPJS (Badan Pelaksana Jaminan Sosial) agar lebih bermanfaat untuk kesehatan masyarakat. Selain itu, juga bisa untuk pembangunan infrastruktur dan pembenahan transportasi umum,” ujarnya.
Di samping itu, Ismayatun menolak rakyat yang banyak menggunakan transportasi pribadi disebut sebagai penyebab bobolnya kuota subsidi BBM. Menurut dia, hal itu karena kondisi transportasi umum yang belum layak.
“Selama ini, kita lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi karena kondisi angkutan umum yang masih belum baik. Jadi, jangan cuma salahkan rakyat,” tandasnya.
Meski demikian, Ismayatun sepakat jika sistem kuota subsidi BBM sudah tidak relevan lagi saat ini mengingat pertumbuhan kendaraan makin tinggi. Sebelumnya, Menko Kesra Agung Laksono dan Menteri ESDM Jero Wacik sempat mewacanakan adanya kompensasi semacam BLT. Namun, pernyataan itu kemudian diralat dengan menyatakan bahwa pemerintah tidak akan memberikan BLT.
Seperti diketahui, pemerintah akan menerapkan kebijakan dual price BBM pada Mei mendatang dan persiapan mengenai harga akan rampung pada akhir bulan ini. Tiap SPBU akan menjual BBM bersubsidi dengan harga berbeda.
Sementara untuk mobil pribadi akan ada SPBU khusus yang melayani dengan harga Rp6.500 per liter. Sedangkan untuk sepeda motor dan angkutan umum disediakan SPBU yang menjual BBM subsidi dengan harga Rp4.500 per liter.
(rna)