Mahasiswa bidik wirausaha pangan non beras

Selasa, 23 April 2013 - 16:47 WIB
Mahasiswa bidik wirausaha...
Mahasiswa bidik wirausaha pangan non beras
A A A
Sindonews.com - Mahasiswa Diploma Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma melirik peluang bisnis dan wirausaha di bidang kuliner. Hal ini sejalan dengan program Pemerintah Kota Depok sehari tanpa nasi (one day no rice/DNR)).

Keseriusan tersebut dituangkan dalam Seminar Kewirausahaan Ekonomi Kreatif bersama Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail. Konsep ODNR saat ini memang sudah merambah dunia kuliner, seperti hotel dan katering.

Mahasiswa jurusan Manajemen Keuangan Universitas Gunadarma sekaligus Ketua Panitia Pelaksana, Galuh Aditya Putra mengatakan, kewirausahaan ekonomi kreatif bisa mulai dikembangkan sejak dini. Salah satunya dengan mencoba program ODNR.

"Kami bidik peluang usaha, agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Berwirausaha bentuk apresiasi kami dalam program pemkot Depok ODNR. Banyak manfaatnya untuk dijadikan peluang bisnis, dengan membuat makanan non beras," ujarnya di Kampus Gunadarma, Margonda, Depok, Selasa (23/4/2013).

Pembantu Rektor IV Universitas Gunadarma, Didi Mukodim mengatakan, fokus kampus terhadap dunia ekonomi tidak hanya dengan menggandeng koperasi syariah, tetapi juga dalam bentuk kerja sama dengan pemerintah kota. Seperti peningkatan mutu para siswa siswi putus sekolah dengan memberikan magang.

"Yakni dengan membuka bengkel sepeda motor bagi mereka yang putus sekolah. Ini kami kembangkan terus menerus. Jurusan cukup banyak terlibat, pengabdian dan penelitian, tak hanya dalam pendidikan. Tapi dalam pengabdian masyarakat," paparnya.

Nur Mahmudi mengapresiasi niat serius para mahasiswa untuk memilih tema ODNR sebagai peluang wirausaha. Ketersediaan pangan sebagai salah satu urusan wajib.

"Ketahanan pangan dan dalam jumlah terjangkau, harga terjangkau. Kedaulatan pangan, kemampuan memanage pangan dengan baik. Dari mulai dulu setelah kita merdeka, sudah digagas pak Soekarno adanya isu paceklik. Swasembada urusannya hanya beras, saat itu pemerintah tidak sadar bangsa Indonesia ini miliki aneka potensi bahan pangan. Makanan pokok dianggap hanya beras, makan jagung belum makan, makan sagu dianggap terbelakang," tuturnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6270 seconds (0.1#10.140)